Menuju konten utama

Apa Itu Gegar Otak dan Dampak yang Ditimbulkannya?

Sebagian orang yang mengalami gegar otak akan diiringi dengan hilangnya kesadaran pasca benturan.

Apa Itu Gegar Otak dan Dampak yang Ditimbulkannya?
Ilustrasi sakit kepala.FOTO/Istockphoto

tirto.id - Gegar otak adalah jenis cedera otak traumatis yang disebabkan oleh benturan atau guncangan pada bagian kepala secara tiba-tiba.

Gerakan tiba-tiba yang menyebabkan otak berputar, atau berpindah kedudukannya di tengkorak, dapat menciptakan perubahan kimia pada otak dan terkadang merenggangkan serta merusak sel-sel otak, seperti dilansir Center for Diseases Control and Prevention (CDC).

Cidera kepala seperti gegar otak dapat mengancam siapapun terlebih bagi orang-orang yang berprofesi sebagai atlit tinju ataupun sepak bola. Profesi tersebut karib dikaitkan dengan benturan pada kepala sehingga akan memperbesar resiko gegar otak.

Gejala pada gegar otak bervariasi tergantung pada tingkat keparahan cidera yang dialami. Sebagian orang yang mengalami gegar otak akan diiringi dengan hilangnya kesadaran pasca benturan. Namun, gegar otak tidak selalu ditAndai dengan hilangnya kesadaran.

Beberapa kategori gejala gegar otak bisa ditengarai dari gejala fisik (somatik), emosional, kognitif, bahkan pola tidur.

Pada gejala fisik akibat gagar otak, Anda mungkin akan menjadi sensitif terhadap cahaya, pusing, kelelahan, sakit kepala, mual dan muntah, atau penglihatan kabur. Sementara pada aspek emosional, barangkali gejala dapat terlihat dari perasaan Anda yang cemas, mudah tersinggung, murung, atau sedih.

Sedangkan pada aspek kognitif, Anda bisa jadi akan mengalami kesulitan memperhatikan, mempunyai masalah dengan memori jangka pendek atau panjang, serta merasa pusing. Selain itu, gejala gagar otak lainnya dapat muncul dalam masalah pola tidur Anda. Pola tidur menjadi tidak teratur atau Anda mengalami kesulitan tidur.

Gejala tersebut dapat segera muncul setelah cidera, namun juga bisa tertunda selama berjam-jam bahkan berhari-hari. Dilansir dari laman healthline terkadang orang lain justru dapat mengenali gejala gegar otak dengan lebih baik ketimbang orang yang terkena gegar otak.

Dampak gegar otak

Usai mengalami cidera yang menyebabkan gegar otak, beberapa orang mungkin menderita sakit seperti gejala gegar otak yang berkepanjangan. Ini dikenal sebagai sindrom pasca-gegar otak.

Sindrom pasca-gegar otak dapat berupa masalah memori dan konsentrasi, perubahan suasana hati, perubahan kepribadian, sakit kepala, kelelahan, pusing, insomnia, dan kantuk yang berlebihan.

Gejala gegar otak ini bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Jika gejala gegar otak berlangsung lebih dari 3 bulan, ini disebut sindrom pasca gegar otak persisten.

Pasien dengan sindrom pasca-gegar otak dianjurkan agar menghindari aktivitas yang memberikan mereka risiko lebih besar pada gegar otak berulang.

Apabila terjadi gegar otak kedua sebelum pemulihan total dari gegar otak sebelumnya dapat menyebabkan dampak fatal dan pembengkakan otak akut.

Orang yang mengalami gegar otak kedua sebelum gegar otak pertama sembuh dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai sindrom dampak kedua.

Dilansir dari American Association of Neurological Surgeon, dampaknya dapat menyebabkan kongesti vaskular (pembendungan darah berlebih pada pembuluh) dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK), yang dapat terjadi dengan sangat cepat dan mungkin sulit atau bahkan tidak mungkin untuk dikendalikan.

Kayiwana dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana mengatakan bahwa peningkatan TIK akan mengganggu aliran darah ke otak dan mengakibatkan iskemik serebral atau lebih umum disebut dengan iskemia di otak.

Iskemia di otak ialah salah satu jenis stroke. Kondisi iskemik serebral menghambat pasokan darah pada arteri otak, sehingga sel otak kekurangan oksigen. Akibatnya, terjadi kerusakan atau kematian sel otak.

Kendati demikian, bukan berarti semua kasus gegar otak akan menemui dampak yang fatal. Gegar otak seringkali sembuh dengan sendirinya melalui istirahat yang cukup.

Hal tersebut tentunya perlu didukung dengan berkonsultasi dengan dokter secara rutin. Ini merupakan hal yang penting untuk memantau perkembangan pemulihan gegar otak.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Auvry Abeyasa

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Auvry Abeyasa
Penulis: Auvry Abeyasa
Editor: Nur Hidayah Perwitasari