Menuju konten utama

Apa Itu Fenomena Aphelion 2023 dan Dampaknya Terhadap Bumi?

Aphelion adalah fenomena astronomi ketika posisi Bumi berada pada titik terjauh dengan Matahari yang dampaknya menyebabkan gerakan Bumi melambat.

Apa Itu Fenomena Aphelion 2023 dan Dampaknya Terhadap Bumi?
Ilustrasi Tata Surya. Foto/Istock

tirto.id - Belakangan ini beredar hoax soal cuaca dingin yang terjadi di Indonesia pada Juli 2023 disebabkan oleh fenomena aphelion.

Namun, kabar tersebut segera ditepis oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang menyatakan bahwa fenomena aphelion 2023 tidak memicu cuaca dingin.

Hoax cuaca dingin itu diduga beredar bersamaan dengan terjadinya fenomena astronomis aphelion. Fenomena aphelion sendiri merupakan fenomena tahunan yang biasanya terjadi pada Juli.

Narasi hoax menyebut bahwa aphelion atau sebutan ketika posisi Matahari yang berada pada titik terjauh dari Bumi adalah penyebab cuaca dingin di bulan Juli.

Faktanya, titik jarak Bumi dan Matahari pada saat fenomena aphelion tidak memengaruhi atmosfer atau cuaca pada permukaan bumi.

“Kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Indonesia pada periode bulan Juli tidak terkait dengan fenomena aphelion,” jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto seperti yang dikutip dari Antara.

Menurut LAPAN cuaca dingin yang berlangsung sepanjang Juli hingga September adalah hal alamiah. Kondisi ini bisa terjadi karena Indonesia sedang berada di puncak musim kemarau.

Ketika terjadi musim kemarau tutupan awan lebih sedikit sehingga tidak ada panas dari permukaan Bumi. Panas diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari, untuk dipantulkan kembali ke permukaan Bumi oleh awan.

Selain itu, perbedaan tekanan udara antara Bumi bagian utara dan selatan juga memengaruhi cuaca dingin. Sepanjang Juli hingga September, Matahari berada di belahan Bumi bagian utara sehingga tekanan udara di wilayah tersebut lebih rendah dibanding belahan selatan.

Akibat kondisi ini, Bumi bagian utara dan tengah mengalami musim panas, sedangkan bumi bagian Selatan mengalami musim dingin.

Mengingat tekanan udara di bagian utara lebih rendah, maka angin akan bertiup dari selatan ke utara. Angin yang bertiup adalah jenis angin musim dingin. Angin musim dingin tersebut dihembuskan dari benua di bagian selatan Indonesia, yaitu Australia.

Dampak yang ditimbulkan adalah penurunan suhu di beberapa wilayah di Indonesia meskipun saat musim kemarau. Beberapa wilayah yang terdampak termasuk Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di selatan khatulistiwa.

Apa Itu Fenomena Aphelion dan Dampaknya Terhadap Bumi?

Masih merujuk pernyataan dari LAPAN aphelion merupakan fenomena astronomi ketika posisi Bumi berada pada titik terjauh dengan Matahari.

Hal ini desebabkan orbit Bumi yang tidak sepenuhnya berbentuk lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/60.

Dikutip dari Space, pada saat aphelion Matahari berada pada jarak 152.093.250 kilometer (Km) dari Bumi yang diukur dari pusat ke pusat.

Jarak ini 4.994.325 Km lebih jauh dibandingkan saat Bumi berada di titik terdekatnya dengan Matahari atau saat perihelion.

Perbedaan jarak setara dengan 3,29 persen ini, yang membuat pancaran panas yang diterima Bumi berubah hampir 7 persen atau hanya satu banding 30.

Namun, cuaca Bumi tidak berhubungan dengan jarak Bumi dan Matahari. Hal ini disebabkan oleh kemiringan 23,5 derajat dari sumbu Bumi.

Kondisi ini menyebabkan Matahari berada di atas cakrawala untuk jangka waktu yang berbeda pada musim yang berbeda. Kemiringan ini juga menentukan apakah sinar Matahari menyinari Bumi pada sudut yang lebih rendah atau langsung.

Dengan kata lain, paparan panas dari Matahari akan terdistribusi ke seluruh permukaan Bumi dengan dipengaruhi pola angin.

Aphelion memang tidak berdampak pada cuaca di Bumi, namun fenomena ini dapat berdampak pada jangka waktu musim di wilayah Bumi bagian utara.

Dikutip dari NASA, ketika terjadi aphelion planet-planet yang mengorbit Matahari, termasuk Bumi, bergerak lebih lambat daripada saat perihelion.

Kondisi ini terjadi karena gravitasi atau gaya tarik Matahari lebih lemah saat Bumi berada di titik terjauhnya. Berdasarkan hukum 2 Kepler ini menyebabkan pergerakan orbit Bumi melambat.

Ketika orbit Bumi melambat maka menyebabkan musim panas di belahan Bumi utara menjadi lebih panjang sekitar 2 sampai 3 hari dibanding musim panas di Bumi bagian selatan.

Baca juga artikel terkait FENOMENA APHELION atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yonada Nancy