Menuju konten utama

Apa Itu Duck Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Duck syndrome terjadi ketika seseorang mencoba menciptakan ilusi kehidupan sempurna, padahal sedang berusaha menyembunyikan kesulitan.

Apa Itu Duck Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi. FOTO/Istock

tirto.id - Duck syndrome merupakan sindrom yang menggambarkan perilaku seseorang yang sebenarnya sedang dirundung banyak masalah, tapi tetap tampak baik-baik saja dari luar. Duck syndrome atau sindrom bebek ini kerap melanda kalangan mahasiswa.

Menurut Psych Central, duck syndrome terjadi ketika seseorang mencoba menciptakan ilusi kehidupan yang sempurna, tetapi harus sangat berusaha untuk menjaga semuanya tetap baik-baik saja. Istilah ini diambil dari gambaran bagaimana kaki bebek berenang dengan kuat di bawah air, tetapi tubuh bebek tampak tenang di permukaan.

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Pakar Psikologi UNAIR Margaretha Rehulina. Menurutnya dunia klinis tidak menggunakan istilah duck syndrome untuk mendiagnosis pasien.

Duck syndrome merupakan terminologi yang digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena populer. Istilah ini kali pertama kali dicetuskan oleh di Stanford University. Sindrom bebek bukanlah kondisi kesehatan mental, tetapi dapat memiliki implikasi kesehatan mental yang nyata.

Penderita duck syndrome cenderung merasa khawatir apabila orang lain mengetahui bahwa sebenarnya hidup mereka tidak sempurna. Penderita mungkin merasa bahwa tidak ada yang bisa memahami kondisi mereka.

Gejala Duck Syndrome

Tanda-tanda terkait duck syndrome cenderung hanya dapat disadari oleh diri sendiri. Tentu tidak setiap orang mengembangkan gejala yang sama. Namun, menurut Psych Central, ada beberapa tanda atau gejala umum yang dapat mengindikasikan bahwa seseorang mengalami duck syndrome:

  • Membandingkan diri sendiri dengan orang lain;
  • Merasa bahwa orang lain lebih baik;
  • Merasa seolah-olah gagal memenuhi tuntutan hidup;
  • Takut akan pengawasan atau kritik;
  • Merasa seperti orang lain memanipulasi situasi untuk menguji kinerja yang dilakukan.

Cara Mengatasi Duck Syndrome

Seseorang yang mengalami duck syndrome harus menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Berikut ada beberapa langkah untuk membantu mengatasi Duck Syndrome:

1. Terapi

Berkonsultasi ke psikoterapis dapat membantu mendapatkan perawatan untuk terbebas dari duck syndrome. Terapi dapat membantu penderita secara keseluruhan, khususnya bagi mereka yang merasa tuntutan hidupnya terlalu banyak.

Pastikan untuk menemukan terapis yang tepat untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari terapi.

2. Pengobatan

Obat untuk kecemasan dan depresi mungkin menjadi bagian dari cara mengatasi duck syndrome. Obat antidepresan atau anti-kecemasan dapat membantu meringankan gejala yang terkait dengan duck syndrome.

Perlu diketahui, bahwa penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut. Dokter mungkin akan menyarankan pengobatan dan menjelaskan manfaat dan efek sampingnya.

3. Perawatan Diri

Penderita duck syndrome sebaiknya tidak perlu berpura-pura seperti semuanya baik-baik saja padahal sebenarnya tidak.

Oleh karena itu, penting untuk memahami diri dengan baik dan cobalah untuk membuka diri pada orang lain. Adapun bentuk dukungan lain di luar terapi dapat mencakup:

  • Meminta bantuan tambahan dari profesor atau guru yang tersedia di lingkungan pendidikan formal;
  • Mendapatkan bimbingan belajar di sekolah;
  • Menggunakan pusat konseling di kampus, jika tersedia;
  • Melatih perhatian;
  • Menetapkan batas;
  • Mempelajari keterampilan manajemen waktu;
  • Berbicara dengan orang yang dicintai.

4. Menetapkan Tujuan SMART

Salah satu penyebab utama duck syndrome adalah tingginya pencapaian atau tujuan dalam hidup yang barangkali sulit diraih. Hal ini menyebabkan para penderita duck syndrome sering merasa gagal dalam menjalani hidup.

Oleh karena itu, penting untuk menetapkan pencapaian terbaik tetapi tetap masuk akal dengan cara "SMART." Istilah "SMART" merujuk pada komponen yang sebaiknya dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan, yaitu:

  • Spesific (spesifik)
  • Measurable (terukur)
  • Achievable (dapat diraih)
  • Relevant (relevan)
Dengan mempertimbangkan "SMART" dalam menetapkan tujuan, maka dapat menghindari perasaan terbebani di masa depan.

Baca juga artikel terkait GAYA HIDUP atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yonada Nancy