tirto.id - Detritus tonsil atau cryptic tonsils merujuk pada penumpukan makanan, lendir, dan sisa-sisa lainnya, di dalam kripta amandel. Hal tersebut dapat menyebabkan pembentukan batu amandel dan berkontribusi pada bau mulut serta sakit tenggorokan.
Secara umum, detritus tonsil terlihat berwarna putih keabu-abuan yang bergerombol atau seperti bercak putih di tenggorokan. Namun, ketika diperiksa dan dilihat menggunakan mikroskop, detritus tonsil menunjukkan pelepasan bahan nekrotik yang seragam, umumnya tanpa sel yang jelas tetapi ada koloni bakteri.
Detritus tonsil dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti pilek, sakit tenggorokan, batuk, demam, kesulitan untuk menelan, sakit kepala, dan pembengkakan di kelenjar getah bening. Untuk memahami lebih lanjut tentang detritus tonsil, simak penjelasan berikut mengenai penyebab detritus tonsil, obat detritus tonsil, dan cara mencegah detritus tonsil.
Penyebab Detritus Tonsil
Sri Wahyu Basuki, dkk., dalam artikel berjudul "Tonsilitis" (2020) yang diterbitkan di Publikasi Ilmiah UMS, menyebutkan bahwa penyebab detritus tonsil adalah infeksi bakteri streptococcus atau virus.
Pada dasarnya, tonsil berperan melawan bakteri dan mikroorganisme lain sebagai bentuk pertahanan terhadap infeksi. Akan tetapi, tonsil bisa mengalami pembengkakan dan peradangan karena terpapar bakteri atau virus, yang mengakibatkan kondisi tonsilitis.
Salah satu faktor yang memicu peradangan pada tonsil adalah seringnya paparan kuman melalui makanan atau minuman.
Tonsilitis juga terkait juga dengan infeksi mononukleosis. Virus yang umumnya terlibat adalah Epstein-Barr Virus (EBV). Ini dapat menyerang pada sekitar 50 persen anak-anak.
Penyebaran EBV terjadi melalui cairan tubuh, terutama air liur. Gejala yang kerap muncul di antaranya demam kelenjar, sakit tenggorokan, dan gangguan pada jantung.
Sebenarnya mononukleosis bukanlah penyakit serius. Namun, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi sehingga menjadi penyakit serius jika tidak diobati dengan baik.
Obat Detritus Tonsil
Sejumlah sumber menyebutkan bahwa pengobatan atau obat detritus tonsil umumnya melibatkan manajemen gejala dan pencegahan akumulasi lebih lanjut.
Hal tersebut dapat mencakup langkah-langkah seperti menjaga kebersihan mulut, berkumur dengan air garam atau mouthwash non-alkohol secara teratur, serta memastikan hidrasi yang cukup untuk membantu menghilangkan dan mengeluarkan detritus dari tonsil.
Lalu, bagaimana cara mengatasi detritus tonsil?
Stanislaw Nitelk, dalam jurnal berjudul Differential Diagnosis of Tonsillitis, Tonsillar Detritus Accumulation, and Tonsillar Keratin Cysts (2017), menjelaskan bahwa pengobatan detritus tonsil melibatkan beberapa metode yang berbeda, bergantung pada evaluasi kotor dan mikroskopis yang dapat mengidentifikasi jenis kondisi spesifik.
Dalam kasus tonsilitis supuratif, yang ditandai oleh peradangan dan pembentukan nanah di tonsil, terapi antibiotik sistemik dapat menjadi pilihan utama. Untuk kondisi lain, misalnya kista keratin tonsil, dibutuhkan tindakan bedah seperti insisi kapsul dan drainase.
Akumulasi detritus tonsil dan masalah terkait, misalnya bau mulut (halitosis), mengharuskan pasien menjalani perawatan konservatif dan prosedur bedah. Salah satu pendekatan konservatif yang diusulkan adalah teknik hydrovacuumaspiration, yang telah menunjukkan efek positif pada sebagian besar pasien.
Selain itu, dalam kasus halitosis yang terkait dengan akumulasi detritus tonsil, perawatan bedah yang melibatkan penggunaan laser telah diusulkan dan terbukti berhasil dalam beberapa kasus.
Pilihan pengobatan atau cara mengatasi detritus tonsil harus dipertimbangkan secara individual dan didiskusikan dengan profesional kesehatan. Hal ini lantaran ada variasi dalam kondisi dan respons pasien terhadap berbagai metode pengobatan yang mungkin tersedia.
Cara Mencegah Detritus Tonsil
Cara mencegah detritus tonsil berkaitan dengan menjaga kesehatan mulut untuk mengurangi risiko akumulasi detritus tonsil dan mencegah pembentukan batu amandel di tenggorokan. Dikutip dari Hospital & Medical Centers cara mencegah detritus tonsil adalah sebagai berikut.
1. Kebersihan mulut yang baik
Mencegah detritus tonsil dapat dilakukan dengan menyikat gigi dan menggunakan benang gigi secara teratur. Hal ini juga termasuk membersihkan permukaan lidah, yang dapat membantu mencegah penumpukan detritus di tonsil.2. Berkumur
Berkumur dengan air garam atau mouthwash non-alkohol merupakan langkah efektif lainnya untuk menghilangkan dan mengeluarkan detritus dari tonsil. Berkumur secara rutin juga bermanfaat mereduksi bau mulut.3. Hidrasi
Minum air dengan jumlah yang cukup merupakan faktor penting dalam mencegah penumpukan detritus di tonsil.Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin