tirto.id - Denial atau penolakan merupakan jenis mekanisme pertahanan yang mengabaikan realitas situasi untuk menghindari kecemasan.
Dikutip Verywell Mind, mekanisme pertahanan adalah strategi yang digunakan orang untuk mengatasi perasaan tertekan.
Dalam kasus penolakan, umumnya bisa melibatkan tidak mengakui kenyataan atau menyangkal konsekuensi dari kenyataan tersebut.
Jika Anda sedang berada dalam kondisi penolakan atau penyangkalan, itu bisa berarti Anda sedang berjuang untuk menerima sesuatu yang tampaknya berlebihan atau membuat stres.
Namun, dalam jangka pendek, mekanisme pertahanan ini bisa bermanfaat dan memungkinkan Anda memiliki waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan mendadak dalam realitas kehidupan.
Dengan memberi waktu pada diri sendiri, Anda mungkin bisa menerima, beradaptasi, dan akhirnya move on atau bangkit.
Namun, penolakan juga dapat menyebabkan masalah dalam hidup, terutama jika hal itu membuat Anda tidak dapat mengatasi masalah atau membuat perubahan yang diperlukan.
Dalam beberapa kasus, ini dapat mencegah penderitanya menerima bantuan atau mendapatkan perawatan yang sedang dibutuhkan.
Seperti dilansir laman Psychology Today, denial syndrome juga menjadi proses bawah sadar yang berfungsi untuk melindungi orang tersebut dari ketidaknyamanan atau kecemasan.
Misalnya, orang yang dicintai mungkin bersikeras bahwa dia tidak memiliki masalah dengan alkohol, meskipun faktanya itu mengganggu pekerjaan dan kehidupan keluarga.
Atau seorang karyawan yang setia mungkin menolak untuk melihat tanda-tanda bahwa bosnya mencuri dari perusahaan.
Penyangkalan dapat membentuk dinamika dalam berbagai bidang kehidupan, baik itu mengabaikan konflik hubungan atau menolak untuk mengakui suatu penyakit.
Dalam banyak kasus denial, penolakan mengarah pada kepuasan jangka pendek tetapi rasa sakit jangka panjang.
Pada akhirnya, menghadapi kenyataan, bahkan ketika itu sulit dilakukan adalah jalan terbaik untuk ke depan.
Denial syndrome atau penolakan pertama kali dijelaskan oleh psikoanalis terkenal Sigmund Freud, yang menggambarkannya sebagai penyangkalan untuk mengakui fakta yang mengecewakan tentang peristiwa eksternal dan internal, termasuk ingatan, pikiran, dan perasaan.
Ciri-Ciri Denial Syndrome
Beberapa ciri dari denial syndrome yaitu menolak untuk membicarakan masalah tersebut atau menemukan cara untuk membenarkan perilaku yang telah dilakukan.
Tanda umum atau ciri-ciri bahwa Anda atau seseorang yang Anda kenal mungkin berada dalam kondisi denial syndrome, di antaranya:
- Menolak untuk membicarakan masalah tersebut.
- Penderita menemukan cara untuk membenarkan perilakunya.
- Menyalahkan orang lain atau kekuatan luar karena menyebabkan masalah.
- Bertahan dalam suatu perilaku meskipun ada konsekuensi negatif.
- Berjanji untuk mengatasi masalah di masa depan.
- Menghindari memikirkan masalah.
Pada tingkat tertentu, orang yang mengalami denial syndrome tahu ada masalah yang perlu ditangani, tetapi merasa bahwa tidak ada hal yang ia lakukan atau katakan yang akan membuat perbedaan.
Ketika orang lain mencoba menawarkan nasihat atau bantuan, penderita mungkin mengabaikan kekhawatiran mereka dengan berpura-pura setuju atau menyuruh pemberi bantuan untuk mengurusi urusan mereka sendiri.
Seperti mekanisme pertahanan lainnya, penolakan berfungsi sebagai cara untuk melindungi Anda dari kecemasan.
Dalam beberapa kasus, ini mungkin cara untuk menghindari stres atau emosi yang menyakitkan.
Dengan menolak untuk menghadapi atau bahkan mengakui bahwa ada sesuatu yang salah, Anda mencoba untuk mencegah menghadapi stres, konflik, ancaman, ketakutan, dan kecemasan.
Penolakan memiliki beberapa tujuan yang berbeda. Pertama, menggunakan mekanisme pertahanan ini berarti Anda tidak harus mengakui masalahnya.
Kedua, ini juga memungkinkan Anda untuk meminimalkan konsekuensi potensial yang mungkin timbul.
Penolakan terkadang terlihat lebih sering dengan jenis kondisi kesehatan mental tertentu.
Orang yang memiliki gangguan penyalahgunaan zat, gangguan penggunaan alkohol, dan gangguan kepribadian narsistik, misalnya, dapat menggunakan mekanisme pertahanan ini lebih sering untuk menghindari menghadapi kenyataan dari kondisi mereka.
Menyangkal masalah yang ada memungkinkan individu untuk terus terlibat dalam perilaku destruktif tanpa mengatasi masalah.
Editor: Yantina Debora