tirto.id - Cedera ACL adalah cedera atau sobekan yang terjadi pada ligamen krusiatum anterior atau ACL (Anterior Cruciate Ligament).
Menurut Indonesian Orthopedic Association, ACL merupakan salah satu serabut jaringan terkuat. Serabut ini menghubungkan tulang femur (paha) dan tibia (tulang kering).
Ketika Anda mengalami cedera ACL, biasanya Anda akan mendengar bunyi “pop”. Kemudian, lutut akan membengkak, terasa goyah, serta terasa amat nyeri ketika menahan beban tubuh.
Anda sangat mungkin mengalami cedera ACL bila Anda berolahraga dengan melibatkan gerakan yang berubah secara tiba-tiba. Selain itu, ada gerakan berhenti mendadak, melompat dan mendarat, misalnya saja pada sepakbola, basket atau futsal. Lalu, apa persisnya yang menjadi penyebab cedera ACL ini?
Penyebab Cedera ACL
Melansir Mayo Clinic, selain menghubungkan tulang paha ke tulang kering, ACL juga membantu menstabilkan sendi lutut.
Ketika Anda berolahraga dengan sangat keras hingga membuat lutut stres, maka Anda bisa mengalami cedera ACL. Beberapa penyebabnya adalah:
1. Anda tiba-tiba melakukan gerakan melambat dan berubah arah, atau memotong.
2. Anda berputar dengan kaki tertanam kuat.
3. Anda tiba-tiba mendarat dengan canggung dari lompatan.
4. Anda tiba-tiba berhenti.
5. Anda menerima pukulan langsung ke lutut atau mengalami benturan, seperti tekel dalam sepak bola.
Nah, ketika ligamen mengalami kerusakan, maka biasanya jaringan serabut akan robek, sebagian atau seluruhnya.
Ketika Anda mengalami cedera ringan, maka mungkin saja dapat meregangkan ligamen, namun jaringan ini akan tetap utuh.
Pengobatan Cedera ACL
Pengobatan cedera ACL, menurut RSUP Dr. Sardjito, dilakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pasien atau bagaimana kondisi dari masing-masing pasien yang bersangkutan.
Misalnya saja, seorang atlet sepak bola yang masih aktif, tentu butuh bergerak lebih lincah dan leluasa. Oleh karena itu, atlet ini lebih membutuhkan tindakan bedah daripada lansia dengan cedera ACL yang aktivitas kesehariannya sangat ringan.
Cedera ACL ini diatasi dengan dua cara, yaitu:
1. Non-bedah
Penanganan non-bedah akan direkomendasikan oleh dokter, bila hasil pemeriksaan stabilitas sendi lutut secara umum baik, dan dalam kesehariannya si pasien tidak membutuhkan aktivitas fisik yang berlebihan.
Penanganan non-bedah ini dilakukan dengan cara:
- Dokter merekomendasikan knee brace (penyangga lutut) kepada pasien. Penyangga lutut ini berfungsi menambah stabilitas sendi lutut.
Selain itu, dokter juga akan menyarankan pasien menggunakan kruk, agar dapat mengurangi beban pada lutut yang cedera.
- Dokter juga akan merekomendasikan terapi fisik. Terapi fisik ini berguna untuk meningkatkan fungsi lutut dan menguatkan otot tungkai yang menyokong sendi lutut.
Biasanya dokter akan menyarankan pasien memulai terapi fisik setelah bengkak dan nyeri berkurang.
2. Prosedur bedah
Prosedur bedah direkomendasikan untuk orang-orang yang melakukan aktivitas fisik cukup berat dalam kesehariannya, misalnya para atlet.
Prosedur bedah ini perlu dilakukan agar tidak terjadi kerusakan lutut lebih lanjut, seperti kerusakan pada kartilago dan bantalan sendi lutut (meniscus).
Dalam prosedur ini akan dilakukan rekonstruksi ACL agar fungsi stabilisasi ACL kembali normal.
Sebelum prosedur bedah dilakukan, dokter akan menyarankan pasiennya untuk melakukan terapi fisik terlebih dahulu guna mengembalikan rentang gerak sendi dan menunggu pembengkakan berkurang. Terapi fisik, biasanya akan dilakukan selama tiga minggu atau lebih sejak terjadi cidera.
Prosedur Operasi ACL
Prosedur operasi ACL ini merupakan rekonstruksi ACL dengan menggunakan arthroscope.
Operasi ini tergolong cukup ringan, dengan membuat irisan kulit kecil. Dengan menggunakan teknik bedah ini, nyeri pasca operasi yang dirasakan oleh pasien relatif lebih ringan, selain itu waktu pemulihannya pun akan lebih singkat.
Berikut adalah prosedur operasi rekonstruksi ACL:
- Pasien diberi obat anestesi.
- Dokter kembali melakukan pemeriksaan fisik pada lutut untuk memastikan bahwa memang ada robekan pada ACL.
- Bila hasil pemeriksaan ini menunjukkan adanya robekan ACL, dokter akan mengambil donor jaringan yang sesuai dan menyiapkan donor jaringan.
- Bila donor jaringan sudah siap, dokter akan membuat sayatan kecil di kulit (1 cm) sebagai portal tempat masuknya arthroscope.
- Dengan arthroscope, dokter memeriksa kondisi dalam sendi lutut dan mengambil sisa ACL yang robek.
- Memasukan donor jaringan ke dalam lutut melalui terowongan yang dibuat melalui tulang kering dan tulang paha.
- Setelah donor jaringan berhasil menempati posisi yang sesuai, dilakukan fiksasi donor jaringan ke tulang.
- Dokter melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa lutut yang dioperasi memiliki rentang gerak sempurna dan stabil.
- Dokter menutup sayatan kulit.
- Pasien biasanya dapat pulang di hari itu juga.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari