tirto.id - Gerakan kepanduan di Indonesia tercermin melalui kehadiran Praja Muda Karana (Pramuka).
Pramuka tidak muncul begitu saja. Di zaman penjajahan Belanda, sudah banyak gerakan serupa seperti Hizbul Wathan (Muhammadiyah), Nationale Padvinderij (Boedi Oetomo), Sarekat Islam Afdeling Padvinderij (Sarekat Islam), Nationale Islamitische Padvinderij (Jong Islamieten Bond), dan sebagainya yang menjadi gerakan kepanduan.
Perintis kepanduan di Indonesia dimotori Javaansche Padvinders Organisatie. Pendirinya adalah Mangkunegara VII di Surakarta pada tahun 1916.
Secara singkat, berbagai macam gerakan kepanduan di Tanah Air meleburkan diri dalam wadah Pramuka. Lalu, eksistensinya dikuatkan melalui Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, bertanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka.
Gerakan kepanduan dicetuskan oleh Robert Baden Powell di rentang tahun 1906-1907. Dia adalah anggota angkatan darat Inggris. Dalam bukunya Scouting for Boys, gerakan ini menjadi panduan untuk remaja dalam melatih ketrampilan dan ketangkasan, cara bertahan hidup, sampai pengembangan dasar-dasar moral.
Syarat Kecakapan Umum Pramuka
Di Indonesia, pramuka memiliki keterikatan dengan Syarat Kecakapan Umum (SKU). Dikutip dari Pramuka Klaten, SKU menjadi alat pendidikan sebagai rangsangan dan dorongan para pramuka untuk mendapatkan kecakapan-kecakapan yang bermanfaat baginya. Dengan menguasai beragam kecakapan, maka dirinya mencapai kemajuan dalam memenuhi persyaratan sebagai anggota Gerakan Pramuka.
SKU dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan usia pramuka yaitu golongan siaga, penggalang, penegak, dan pandega. Setiap golongan tersebut masih dibagi SKU-nya menjadi beberapa tingkat sebagai berikut:
1. SKU golongan siaga terdiri 3 tingkat yaitu siaga mula; siaga bantu; dan siaga tata
2. SKU golongan penggalang mempunyai 3 tingkat yaitu penggalang ramu; penggalang rakit; dan tingkat penggalang terap
3. SKU golongan penegak memiliki 2 tingkat yaitu tingkat penegak bantara dan penegak laksana
4. SKU golongan pandega terdiri satu tingkat saja yaitu tingkat pandega
SKU yang harus dikuasai pramuka memiliki bentuk berupa ujian-ujian. Tiap ujian harus dilalui secara perseorangan. Setiap kali menyelesaikan ujian tersebut, pramuka memperoleh Tanda Kecakapan Umum (TKU)
Penguji SKU adalah pembina pramuka. Atau, bisa juga pengujian SKU dilakukan oleh pembantu pembina pramuka yang secara langsung membina pramuka peserta ujian.
Mengutip buku SKU Penegak (2011) yang diterbitkan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, SKU mengalami revisi seiring bergantinya zaman. SKU yang disusun tahun 1974 telah direvisi dengan SKU tahun 2011. Di SKU terbaru, area pengembangan kecerdasan pramuka dilakukan pada hal spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari