tirto.id - Dalam agama Islam terdapat istilah berupa menyambut datangnya bulan suci Ramadhan atau yang dikenal dengan sebutan targhib Ramadhan atau tarhib Ramadhan.
Kalimat targhib (ترغيب) dari asal kata (masdar) raghghiba (رغب) yang memiliki arti mencintai atau menyukai. Jika digabungkan dengan Ramadhan dan berubah menjadi Targhib Ramadhan memiliki arti mencintai atau bersuka cita akan datangnya bulan Ramadhan. Maknanya adalah aktivitas yang menandakan menyambut datangnya bulan Ramadhan oleh umat Islam dan kecintaan mereka kepada bulan suci tersebut.
Hal ini karena bulan Ramadhan adalah satu-satunya bulan yang oleh Allah SWT diberi kelebihan dibanding bulan yang lainnya. Terdapat beberapa kejadian istimewa di bulan Ramadhan antara lain malam Lailatul Qadar, bulan dimana kitab suci Al Quran diturunkan, iblis dibelenggu, pahala dilipatgandakan, dan dosa-dosa diampuni. Targhib Ramadhan selalu diucapkan dan dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia untuk menyambut Ramadhan.
Dalil Tentang Targhib Ramadhan
Berikut adalah beberapa dalil tentang keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan:
1. Aroma mulut orang berpuasa lebih harum dari minyak kasturi di hari kiamat
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، وَلاَ يَجْهَلْ ، فَإِنْ شَاتَمَهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ ، فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ ، مَرَّتَيْنِ ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ، وَ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا. إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ ، وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ “
Dari Abu Hurairah ra berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Semua amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa, puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasanya].” Puasa itu perisai, maka jika kamu sedang berpuasa, janganlah berkata rafats, berteriak-teriak dan bersikap bodoh. Jika ada yang memaki atau mengajak bertengkar, katakanlah, “Saya sedang puasa” dua kali, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi (Allah) yang nyawa Muhammad di Tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari Kiamat daripada aroma minyak kasturi. Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kegembiraan; kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya dengan puasanya itu.” (Hadist Shahih Riwayat Bukhari 1904, Muslim 1151/163 dan lain-lain yang maknanya sama namun lafadznya berbeda).
2. Puasa dan Tarawih menghapus dosa terdahulu
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah Ra bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim No. 760).
Tata Cara Persiapan Targhib Ramadhan
Tata cara untuk persiapan yang dikerjakan dalam targhib Ramadhan sebagai berikut:
1. Berdoa
Ada beberapa riwayat yang mengatakan bahwa para salafusshalih ulama terdahulu selalu berdoa. Mereka berdoa sejak enam bulan sebelum bulan Ramadhan datang.
Doa yang dibaca adalah:
Allahumma ballighni Ramadhan
Artinya: Ya Allah sampaikan umurku ke Bulan Ramadhan.
2. Persiapan secara fisik
Jauh sebelum bulan Ramadhan datang, disarankan untuk mempersiapkan fisik dan kesehatan supaya tidak mudah jatuh sakit. Karena sakit dapat mengganggu selama menjalankan ibadah puasa.
3. Membersihkan hati dan pikiran
Umat muslim dalam menyambut bulan Ramadhan dianjurkan untuk membersihkan hati dan pikiran. Hal ini agar terhindar dari perilaku negatif seperti memutus silaturahmi, iri, hasud, khianat, bohong, riya’, ujub, mubazir dan lain sebagainya.
4. Memperdalam ilmu agama
Umat muslim dianjurkan untuk memperdalam ilmu agama terutama ilmu tentang puasa wajib Ramadhan. Hal ini dilakukan supaya dapat menjalankan ibadah puasa dengan benar dan sempurna sesuai dengan ajaran agama.
5. Menambah amalan sunah di bulan Sya'ban
Nabi Muhammad SAW jika masuk bulan Sya’ban akan menambah intensitas amalan sunah beliau. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
“Aisyah ra berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bangun pada malam hari nisfu Sya’ban dan bersujud sangat lama, sehingga Aisyah berpikir seolah-olah Nabi sudah dipanggil oleh Allah Swt. Ketika Nabi bangkit dari sujud berucap kepada Aisyah: Ya Humaira, apakah engkau kira aku tidak memberikan hak kepadamu? Aisyah menjawab: Bukan ya Rasulullah aku pikir engkau sudah dipanggil oleh Allah karena lamanya sujudmu” (HR. Baihaqi).
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Dipna Videlia Putsanra