tirto.id - Pemberian vaksinasi COVID-19 di Indonesia, saat ini tak hanya untuk orang dewasa tetapi anak dengan usia mulai 6 tahun juga sudah bisa mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Vaksinasi COVID-19 tidak ubahnya seperti imunisasi pada anak. Efek samping akibat vaksinasi COVID-19 di tempat penyuntikan dapat berupa sedikit sakit, kemerahan, pembengkakan, dan nyeri.
Selain itu, anak Anda mungkin akan merasakan pegal, nyeri otot, dan mungkin demam.
Demam hingga nyeri otot adalah salah satu gejala kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang bisa muncul usai orang dewasa maupun anak-anak mendapatkan vaksinasi termasuk vaksin COVID-19.
Meski begitu, yang perlu diingat adalah tidak semua orang yang mendapatkan vaksin termasuk vaksin COVID-19 akan mengalami KIPI.
Lantas apakah pemberian paracetamol, ibuprofen, atau acetaminophen (Tylenol) sebelum dan sesudah vaksinasi COVID-19 pada anak perlu dilakukan?
Sebelum pelaksanaan vaksinasi COVID-19 baik pada anak-anak maupun orang dewasa ternyata tidak dianjurkan untuk meminum paracetamol, ibuprofen, atau acetaminophen (Tylenol).
Hal ini karena pemberian obat pereda nyeri bisa mempengaruhi kinerja vaksin. Dilansir dariThe New York Times, Anda tidak boleh memberi anak Anda pereda nyeri sebelum diberi vaksin.
Selain itu, jangan juga berikan obat pereda nyeri tepat setelah suntikan untuk menangkal efek samping.
Sebaiknya Anda menunggu untuk melihat apakah ada gejala KIPI yang berkembang dan anak menunjukkan ketidaknyamanan sebelum memberikan paracetamol, acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen.
Studi menyebutkan banyak orang tua memberi obat pereda nyeri sebelum vaksin dengan harapan mengurangi efek samping. Namun, menekan efek samping dengan prapengobatan juga dapat mengurangi efektivitas vaksin.
Lebih lanjut, dilansir dari WHO, mengonsumsi penghilang rasa sakit seperti parasetamol sebelum menerima vaksin COVID-19 untuk mencegah efek samping tidak disarankan karena obat penghilang rasa sakit dikhawatirkan akan mempengaruhi vaksin dalam bekerja.
WHO menyarankan untuk mengonsumsi parasetamol atau obat penghilang rasa sakit lainnya jika anak Anda mengalami efek samping seperti nyeri, demam, sakit kepala, atau nyeri otot setelah vaksinasi.
Menurut CDC, efek samping yang dirasakan anak Anda adalah pertanda baik bahwa tubuhnya membangun proteksi setelah vaksinasi, baik setelah suntikan pertama, maupun setelah suntikan kedua.
Sementara itu, menurut Anggota Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekaligus Ketua Pokja Imunisasi Peralmuni Cissy Rachiana Sudjana Prawira Kartasasmita, jika anak mengalami demam yang tidak terlalu tinggi setelah imunisasi, ada baiknya orang tua tidak memberikan obat demam pada anak.
Kecuali demam tersebut menyentuh angka 39 derajat celcius atau terdapat rasa sakit akibat bengkak pada bekas suntikan.
“Kalau sakit sekali, bengkak besar itu baru boleh diberikan obat. Jangan berikan obat sebelum dia disuntik atau saat pulang dan sebelum ada rasa sakit,” tegas Cissy seperti dilansir dari Antara.
Editor: Iswara N Raditya