tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespons isu mangkraknya bus TransJakarta milik Pemprov DKI Jakarta yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias BTP ikut diseret-seret dalam keriuhan itu.
Anies mengatakan bahwa saat ini pihaknya bersama Dinas Perhubungan dan Biro Hukum Pemprov DKI Jakarta sedang mengkaji lebih mendalam terkait bus tersebut.
"Tentang TransJakarta itu kalau datanya sudah lengkap baru saya sampaikan," kata Anies saat ditemui di GOR Velodrome, Selasa (30/7/2019).
Anies mengatakan bahwa dirinya akan mengikuti semua arahan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) karena semua laporan sudah terekapitulasi di BPK.
"Kita akan mengikuti semua yang diarahkan oleh BPK karena itu semua sudah ada laporan di BPK. Siang ini saya bertemu BPK juga," katanya.
Kabar soal bus mangkrak muncul selepas warganet "menyerang" Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesan terkait instalasi bambu Getah Getih di Bundaran HI.
Adalah pemilik akun twitter yang menggunakan nama pengguna Irene (@IRN_Official) yang pertama kali mengangkat masalah bus mangkrak ini, Sabtu (20/7/2019).
Akun tersebut melampirkan sebuah video yang memperlihatkan kondisi bus Transjakarta yang terbengkalai. Namun, tak jelas kapan dan di mana video tersebut diambil.
Twitan itu membuat jurnalis Tirto mencoba mencari tahu di mana lokasi pasti bus-bus tersebut. Jurnalis Tirto mendatangi salah satu pangkalan (pool) Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Senin (22/7/2019).
Di sana, terlihat sekitar 10 bus gandeng Transjakarta berwarna oranye tepat di seberang tempat parkir motor. Ketika berencana melihat ke lokasi lain, dua petugas keamanan mengadang jurnalis Tirto, lantaran tak mengantongi surat izin dari manajemen PPD.
Namun, salah seorang sekuriti sempat membenarkan kalau di lokasi tersebut banyak bus yang tak terurus.
"Di dalam, mungkin ada sekitar 60 buah," kata dia, Senin pagi.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) Agung Wicaksono tak menampik keberadaan bus terbengkalai itu. Namun, ia menyebut, bus dalam video itu milik PT Sapta Guna Daya Prima yang terlibat kasus hukum pada 2013, sehingga tak ada kaitannya dengan PT Transportasi Jakarta.
"PT Sapta Guna sudah dinyatakan pailit, sudah diambil alih kurator, lokasi di Dramaga, Bogor," kata Agung saat jurnalis Tirto klarifikasi, Senin sore.
Terkait bus yang ada di pool PPD Ciputat, kata Agung, tak ada kaitannya dengan bus yang ada dalam video di media sosial. Ia mengklaim tengah mengurusi bus-bus yang ada di PPD Ciputat.
"PPD dalam proses memenuhi kewajiban denda sebelum bus tersebut bisa dioperasikan," jelasnya.
Jurnalis Tirto pun mencoba mengklarifikasi kembali masalah ini kepada Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo. Namun, Syafrin enggan menjabarkan tentang bagaimana nasib bus terbengkalai eks PT Sapta Guna Daya Prima itu. Saat ini, ia mengaku sedang mempelajari kasus 2013 itu.
"Nanti saya pelajari dulu, ya," kata Syafrin saat saya klarifikasi di Kompleks DPRD DKI.
Menurut Syafrin berkata Dinas Perhubungan DKI Jakarta sudah mendapat rekomendasi dari beberapa pihak agar tak menggunakan ratusan bus terbengkalai tersebut. Syafrin pun mengatakan kasus PT Sapta pernah dibawa ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
"Tapi belum ada hasilnya sampai sekarang," kata dia.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Nur Hidayah Perwitasari