tirto.id - Salah satu upaya Pemprov DKI Jakarta yang banyak disorot beberapa pekan terakhir adalah revitalisasi dan pembangunan jalur sepeda. Disorot karena salah satunya biaya untuk membuat itu dianggap terlalu besar.
Lalu apa tujuan sebenarnya proyek ini? Di sela acara Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) yang digelar di Jakarta, Selasa (26/11/2019), Anies mengatakan tujuan dari pembuatan jalur sepeda itu agar masyarakat "mulai membiasakan sharing ruang."
"Ruang jalan itu dibagi antara kendaraan roda empat, ruda dua bermotor, dan roda dua dikayuh, yaitu sepeda," katanya.
Anies bilang sebagaimana peraturan pada umumnya, yang melanggar jalur sepeda akan diberi sanksi. Tapi, katanya, "fokus utamanya bukan itu" tapi "pada perubahan perilaku."
Anies mengaku tidak memegang data pelanggar jalur sepeda. Data tersebut dipegang di Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Uji coba jalur sepeda berlaku sejak Jumat (20/9/2019) lalu. Anies mengatakan ke depan Pemprov DKI akan terus memperpanjang jalur ini. "Yang sekarang dibangun baru 60an km, tapi nantinya akan bisa sampai mencapai 500 km."
Jalur sepeda banyak diserobot pengendara sepeda motor karena memang tidak ada pembatas antar keduanya.
Menanggapi ini, pada Ahad (22/9/2019) lalu, Anies mengatakan pelanggaran lumrah karena memang baru tahap uji coba. "Sama ketika kita dulu membuat jalur busway tahun 2004. Perlu waktu untuk menjadi suatu norma baru," katanya.
Tapi itu bukan berarti saat ini jalur Trans Jakarta steril. Pelanggarnya dapat kita temukan dengan mudah terutama pada jam-jam sibuk.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Rio Apinino