tirto.id - Calon Gubernur DKI Jakarta pemenang Pilkada Anies Baswedan ingin agar kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di sisa jabatannya tidak memberatkan kerja tim transisi.
"Intinya nalar kebijakan, terutama pembangunan, jangan sampai memberatkan tim transisi," kata Anies di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Pernyataan itu disampaikannya saat menanggapi kebijakan Ahok yang akan menggusur kembali warga yang mendirikan kembali hunian di wilayah bekas gusuran Pasar Ikan.
Meski demikian, Anies mengaku belum bisa berkomentar banyak mengenai penggusuran itu. "Nanti akan saya pelajari dulu ya soal itu," kata Anies.
Sementara itu, calon Wakil Gubernur Sandiaga Uno mengatakan sampai sejauh ini, tim transisi masih dalam tahap persiapan dan baru akan diumumkan setelah tanggal 5 Mei nanti.
"Nanti akan kami umumkan setelah tanggal 5 Mei. Intinya di dalamnya akan kami tampung semua yang selama ini membantu kami untuk mengorganisir program-program kerja ke depannya," kata Sandiaga di Bubu Office, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (2/5).
Sebelumnya, Sandiaga sendiri menyatakan bila tim transisi itu akan terdiri dari 17 orang dari tim pakar dan partai politik. "Semua yang ikut di 17 nama itu menyatakan siap bergabung," kata Sandiaga di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta.
Saat dikonfirmasi kepada ketua tim pemenangan Anies-Sandiaga sekaligus politisi PKS Mardani Ali Sera, dirinya membenarkan adanya unsur partai politik pengusung pasangan Anies-Sandiaga.
Namun, Mardani enggan menjelaskan secara rinci perihal komposisi tim transisi dari partai pengusung. Karena, menurutnya itu bukan lagi domainnya sebagai tim pemenangan.
"Itu wewenang Pak Shohibul Iman [Presiden PKS] karena hubungannya dengan partai pengusung. Sampai sekarang setahu saya masih dalam tahap pembahasan," kata Mardani saat dihubungi oleh Tirto, Selasa (2/5).
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto