tirto.id - Jelang periode pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024, berlalu lalang narasi yang menyebut Anies Baswedan (salah satu bacapres) mengganti namanya menjadi Mahdi Yohanis Khan.
Akun Facebook "Tiara" menyebarkan klaim tersebut dalam bentuk video singkat berdurasi 28 detik. Terdapat takarir "INILAH ANIES WAN EDAN YANG SEDANG MEMPERMAINKAN AGAMA ANIS Akan menghalalkan segala macam cara, demi ambisinya, Untuk masuk SEBAGAI capres RI 1," dalam unggahan itu.
Dalam video, Anies terlihat mengenakan ikat kepala berwarna oranye serta kalung rantai bunga.
Semenjak diunggah pada Selasa (26/9/2023) hingga Senin (9/10/2023), atau selama 14 hari tersebar di Facebook, video ini sudah disukai 1.400 warganet, memperoleh 3.400 komentar, dan telah disaksikan sebanyak 191 ribu kali.
Lantas, benarkah narasi itu?
Penelusuran Fakta
Usai menonton videonya dari awal sampai akhir, Tim Riset Tirto mengambil salah satu keyframe video dan menelusurinya lewat alat telusur gambar Yandex. Hasilnya, video itu tidak berkaitan dengan pemilu 2024, apalagi memuat informasi soal Anies ganti nama.
Rekaman tersebut merupakan dokumentasi peletakan batu pertama pembangunan tempat ibadah umat Hindu etnis Tamil di Kalideres, Jawa Barat, pada 14 Februari 2020, saat Anies masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Cuplikan versi utuh diunggah di kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta.
Dalam acara itu, Ketua Umum DPP Gema Sadhana, A.S Kobalen menyampaikan rasa syukur atas pembangunan rumah ibadah umat Hindu Tamil. Kegiatan tersebut turut dihadiri Duta Besar India untuk Indonesia dan jajaran Pemprov DKI Jakarta.
Mengenai adanya narasi Anies ganti nama jadi Mahdi Yohanis Khan, Tirto tak menemukan sumber resmi atau pemberitaan kredibel yang dapat mengonfirmasi. Jadi, klaim yang tersebar di Facebook tentang Anies ganti nama demi menjadi RI 1 atau Presiden Indonesia itu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Sumber:
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Shanies Tri Pinasthi