tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pengerukan Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, memang sengaja dilakukan untuk mengurangi proses pendangkalan.
"Ada proses pendangkalan, sehingga sedimentasi dan dilakukan pengerukan untuk pengerukan memang airnya harus berkurang," kata Anies saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Rabu (12/6/2019).
Dengan itu, kata Anies, berkurangnya air justru merupakan pertanda bahwa Waduk Pluit sedang dirawat, bukan malah ditelantarkan. "Air berkurang bukan karena gak dirawat, justru mau dirawat dilakukan pendangkalan," ujarnya.
Anies menyampaikan sebenarnya pengerjaan tersebut telah dilakukan sejak bulan April 2019.
Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Yusmada Faizal pun mengatakan, cuaca di DKI Jakarta beberapa hari belakangan yang diguyur hujan gerimis dan cuaca mendung membuat Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara harus segera dikosongkan sampai dengan air dalam kondisi Low Water Level.
Upaya pengosongan sampai dengan tingkat Low Water Level, kata Yusmada, diharapkan mampu membuat Waduk Pluit siap menampung air hujan ataupun aliran sungai dari hulu. Menurutnya, Proses tersebut yang akhirnya memperlihatkan endapan lumpur di sebagian wilayah Waduk Pluit.
"Yang kelihatan sedimennya itu sekitar sepertiga waduk. Yang lainnya sudah dikerjakan, sudah tebal airnya, dibandingkan sedimen," kata Yusmada di Jakarta, Rabu (12/6/2019) pagi.
Ia menyebutkan, permukaan sedimen yang terlihat saat ini adalah sedimen saat kondisi Low Water Level. Jarak tinggi muka air saat ini sampai dengan batas atas tanggul atau Top Water Level dijaga sekitar 4,9 meter, sehingga kapasitas waduk cukup besar untuk menampung tambahan air setelah hujan maupun luapan sungai dari hulu.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, kondisi dari Waduk Pluit yang mengalami pendangkalan sekitar sepertiga waduk dari total luas 80 hektar.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Maya Saputri