tirto.id - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat melontarkan pernyataan bahwa seorang yang santun juga bisa tegas. Pernyataan tersebut tak lain sebagai tanggapan atas sindiran Cawagub petahana Djarot Saiful Hidyat kemarin (18/3/2017), yang menyatakan pemimpin Jakarta harus seorang yang punya integritas, bukan yang sekadar santun di mulut dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
"Memimpin Jakarta itu gampang yaitu orang yang punya integritas, bukan hanya santun di mulut tapi perbuatannya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan," kata Djarot, Sabtu (18/3/2017).
Anies menegaskan, bila pada dasarnya orang Indonesia itu sesungguhnya ramah dan sekaligus tegas. "Justru kehebatan orang Indonesia adalah karena santun tapi tegas dan figur kita banyak seperti itu," tegas Anies di Pelabuhan Sunda Kelapa (19/3/2017).
Dirinya pun mencontohkan sosok Jenderal Sudirman yang dianggapnya sebagai sosok yang santun sekaligus tegas. "Jenderal Sudirman itu orangnya sangat santun sekali, sopan enggak pernah bentak orang, tapi ada enggak yang berani bilang Jendral Sudirman itu enggak pemberani? Dia pemberani luar biasa," kata Anies. "Sebagai catatan, Jenderal Sudirman itu sebagai guru. Guru bisa tegas dan bisa jadi panglima perang," imbuhnya.
Sebelumnya, Anies juga sempat menyindir hasil kemenangan pasangan Basuki-Djarot di 480 lebih TPS dengan angka mencapai 90% sebagai 'praktek lucu'. Menurutnya, tidak mungkin ada pasangan yang bisa mendapatkan hasil demikian tanpa 'praktek lucu'.
"Kenapa saya sampaikan ini? Ada 480 lebih TPS yang angka kemenangannya di atas 90 persen. Mungkin nggak (bila) di tempat itu 90 persen menang? Bapak-ibu, ini lucu. Tapi saya juga tidak tahu apa yang terjadi. Makanya saya bilang lucu," ujar Anies, Sabtu (18/3/2017).
Mengenai pernyataan Anies, Djarot pun menanggapinya. Menurut Djarot, yang mesti dipertanyakan adalah Anies Baswedan dengan kata 'lucu'-nya. "Yang lucu itu, yang ngomong. Ya terjemahin saja sendiri," kata Djarot di Jalan Buaran 1, Klender, Jakarta Timur, Minggu (19/3/2017).
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yandri Daniel Damaledo