tirto.id - Tak ada yang pernah menyangka, Ani Yudhoyono tengah berjuang melawan sakit kanker darah. Ibu dua anak dan nenek empat cucu ini selalu mengunggah foto yang menunjukkan kesehatannya baik-baik saja.
Namun, jagad media sosial tiba-tiba riuh saat perempuan bernama Kristiani Herawati ini mengunggah sejumlah foto karangan bunga dan doa kesembuhan untuknya--salah duanya dari dari Presiden Joko Widodo dan PM Singapura Lee Hsien Loong.
"Terima kasih atas perhatian dan doa tulus untuk kesembuhan saya [..] semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa mengabulkan dan membalas kebaikan Bapak/ibu sekalian," tulis Ani di akun instragramnya, Sabtu, 9 Februari 2019.
Unggahan ini sontak bikin warganet riuh. Sebanyak 3.058 komentar lantas membanjiri kolom komentar postingan itu.
Sebelum mengunggah foto itu, Ani Yudhoyono sebelumnya mengunggah foto tertanggal 5 Februari 2019. Foto itu ia beri keterangan: "Keluarga adalah supporter utama," tulis Ani.
Ahad, 10 Februari 2019, sejumlah media di Indonesia mulai mengabarkan Ani Yudhoyono sedang dirawat di National University Hospital, Singapura. Ferdinand Hutahaean, Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, mengonfirmasi kabar tersebut. Namun, ia hanya menyebut Ibu Ani mengalami gangguan pada bagian otot punggung.
"Dibilang sakit tidak juga, sih, cuma memang sedang dirawat di Singapura karena ada sedikit gangguan di otot punggung ibu," ujar Ferdinand seperti dilansir dari JawaPos.com, 10 Februari 2o19.
Kala itu, memang tak ada yang tahu apa penyakit yang diderita perempuan kelahiran 6 Juli 1952 itu. Hingga Ahad, 17 Februari 2019, Ani Yudhoyono akhirnya memberitahukan kepada masyarakat tentang penyakit yang dideritanya.
"Menderita sakit, pasti pernah dialami oleh setiap orang, termasuk saya. Wajar saja.. Namun ketika dokter di Singapura menyatakan saya terkena Blood Cancer, rasanya seperti palu godam menimpa saya. Kaget, tak menyangka sama sekali. Rasanya tak ada riwayat dalam keluarga yang pernah terkena penyakit itu," tulisnya kembali di akun instagram.
Sejak unggahan ini dibagikan, 30.061 reaksi muncul di kolom komentar unggahan tersebut. Seturut kemudian, banyak media membahas soal penyakit yang diderita putri Sarwo Edhie Wibowo ini.
Dibumbui Politik
Sebagai ibu negara era 2004 hingga 2014, Ani Yudhoyono tentu lekat dengan dunia politik. Kabar sakitnya ini lantas membuat sejumlah politikus datang menjenguk. Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi pun datang menjenguk, Kamis 21 Februari 2019.
Jokowi langsung terbang ke Singapura dari Bandara Halim Perdana Kusumah. Kedatangan Jokowi disambut Agus Harimurti Yudhoyono dan Hatta Rajasa, besan SBY.
Selepas pertemuan, SBY mengucapkan terima kasih kepada Jokowi telah menjenguk istrinya. Momen ini sempat menjadi sorotan lantaran SBY merupakan sekutu Prabowo Subianto, lawan Jokowi dalam Pilpres 2019.
Sehari selepas Jokowi datang, tepatnya Jumat 22 Februari 2019, giliran Sandiaga Salahuddin Uno yang menjenguk. Cawapres nomor urut 02 itu datang bersama istrinya Nur Asia Uno dan ibunya Mien R. Uno.
Setelah dua politikus ini, Presiden Indonesia ke-3 B.J. Habibie, Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan, hingga Menko PMK Puan Maharani juga menjenguk perempuan kelahiran Yogyakarta ini. Kunjungan nama yang terakhir ini sempat jadi sorotan lantaran Puan adalah anak Megawati Soekarnoputri yang tak lain seteru utama SBY di era pemerintahannya.
Namun di antara para politikus ini, hanya Prabowo Subianto yang tak pernah diberitakan menjenguk Ani. Situasi jadi runyam lantaran belakangan malah muncul isu yang mengaitkan kalahnya Prabowo lantaran tidak maksimalnya SBY berkampanye karena menjaga Ibu Ani yang sedang sakit. Isu ini bikin sejumlah fungsionaris Partai Demokrat berang.
Tak Juga Membaik
Di luar bumbu politik, Ani Yudhoyono terus berjuang menghadapi penyakitnya. Ia sempat dikabarkan akan mendapat donor sumsum tulang belakang dari adiknya, Pramono Edhie Wibowo.
Namun hingga akhir hayatnya, operasi transplantasi tulang belakang ini tak pernah terjadi. Terawan Agus Putranto, dokter yang ditunjuk tim dokter kepresidenan untuk mendampingi Ani Yudhoyono menjelaskan, penyakit yang diderita Ani tak memungkinkan dilakukan transplantasi.
"Ini semua menyangkut terapi dan perjalanan penyakit, kalau sesuai semua akan berjalan. Tapi perjalanan penyakit tak memungkinkan untuk dilakukan pendonoran," kata Terawan di NHU, Singapura, Sabtu (1/6/2019).
Perjalanan penyakit ini pula yang akhirnya membuat kondisi Ani naik turun dalam beberapa hari terakhir. Kondisi kesehatan Ani sempat membaik tapi dalam sekejap langsung menurun.
Menurut Terawan, Ani pun harus dipasang respirator dan ditidurkan lantaran gagal nafas. Empat bulan berselang setelah ia dirawat pertama kali pada 2 Februari 2019, Ani Yudhoyono akhirnya mengembuskan nafas terakhir sekitar pukul 11.50 waktu Singapura pada usianya 66 tahun.
"Tim di sini sudah berjuang keras bersama kami, bersama teman-teman ahli dari negara lain. Apa yang dilakukan buat Ibu Ani sudah maksimal, tapi Tuhan punya rencana lain," ucap Terawan.
Sore ini, jenazahnya akan dimandikan dan disalatkan di Kedutaan Besar RI di Singapura dan baru diterbangkan ke Indonesia, Ahad pagi. Mendiang Ani akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad sore, setelah sebelumnya disemayamkan di Puri Cikeas, Bogor.
Editor: Mufti Sholih