tirto.id - Angkatan PK 189 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengadakan one day workshop bertema "Pemberdayaan Angkatan Kerja Penyandang Disabilitas Untuk Membangun UMKM yang Berkelanjutan" pada Minggu (21/8). Bertempat di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Bantul, Yogyakarta, kegiatan ini bertujuan untuk membantu penyandang disabilitas untuk makin berdaya.
Mengacu data Badan Pusat Statistik 2022, terdapat 17 juta penyandang disabilitas di Indonesia masuk dalam usia produktif, sayangnya hanya 7,6 juta orang yang bekerja. Hal ini menunjukkan Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK) disabilitas masih jauh dari kata ideal, yaitu hanya sekitar 44 persen.
Kegiatan ini diadakan dengan semangat untuk memberdayakan teman-teman disabilitas dan membuka akses untuk memaksimalkan potensinya. Pemilihan Yogyakarta sebagai tempat pelaksanaan acara ditetapkan dengan beberapa alasan.
Pertama, sebagai bentuk partisipasi aktif dalam implementasi kebijakan pemberdayaan disabilitas. Sebagaimana yang diketahui, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki komitmen bagi pemberdayaan penyandang disabilitas. Hal ini terlihat dari diterbitkannya Perda No.4/2012 tentang Perlindungan dan pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas.
Kedua, keberadaan sosok yang telah berusaha secara aktif memberdayakan kelompok disabilitas yang ada di daerahnya. Sosok yang dimaksud adalah Bapak Sukamto. Beliau telah mendirikan CV. Avta Mandiri yang telah bergerak secara aktif dan memberdayakan kaum disabilitas sejak 2016.
Pak Kamto melalui CV yang dikelolanya telah membantu tidak kurang dari 100 penyandang disabilitas untuk menjadi lebih berdaya. Utamanya dengan pemberian keterampilan teknis yang dapat mendorong teman-teman disabilitas agar dapat membuka usahanya sendiri.
Meski demikian, ada beberapa kekurangan yang bisa diperbaiki untuk dapat memaksimalkan proses produksi di CV Avta Mandiri. Pertama jangkauan produk yang masih sangat terbatas. Kedua, kemampuan teknis seperti pengemasan, pemasaran, dan laporan keuangan yang masih belum maksimal. Ketiga, belum terkoneksinya produk dengan ekosistem usaha yang dapat menyokong penyandang disabilitas.
Berangkat dari potensi dan pemetaan masalah tersebut PK-189 mengadakan pelatihan dengan tiga materi utama, yaitu: literasi keuangan, pemasaran dan packaging, dan ekosistem UMKM bagi penyandang disabilitas.
Untuk pelatihan ini, Angkatan PK 189 mengundang beberapa narasumber, yaitu Dr. Ratna Candra Sari, S.E., M.Si., CA, CFP (dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta), Rosalia Kurnia Handari (konsultan pengembangan usaha Dinas Koperasi UKM DIY), Rumekso Setyadi (pendiri Difanesia), dan Sukamto.
LPDP sendiri membuka pintu selebar-lebarnya bagi penyandang disabilitas untuk mengejar pendidikan setinggi mungkin. Ini diungkapkan oleh Ir. Dwi Larso MSIE, Ph.D. sebagai Direktur Beasiswa LPDP.
“Saat ini, peserta afirmasi disabilitas untuk LPDP jumlahnya sangat rendah. Jadi kami mendorong teman-teman yg eligible, memenuhi syarat, untuk melamar beasiswa LPDP untuk S2 dan S3. LPDP juga mendukung seluruh program terkait vokasi, terkait S1, kampus merdeka, dengan pengayaan guru dan dosen. Jadi program LPDP makin luas. Kami ingin mendorong teman-teman difabel untuk mencapai mimpi yang tinggi. Acara ini adalah acara yang bagus untuk menggapai teman-teman yg berada di kantong disabilitas," ujar Dwi Larso.
Editor: Nuran Wibisono