tirto.id - Laga lanjutan Grup B Piala Dunia 2018 antara Portugal vs Maroko akan digelar di Luzhniki Stadium, Rusia, pada (20/6/2018) pukul 19.00 WIB. Penyerang Timnas Portugal, Andre Silva, menyebut Maroko adalah tim kuat dan tidak mudah untuk dikalahkan.
Portugal menargetkan kemenangan melawan Maroko, menyusul hasil imbang di laga pertama kontra Spanyol (3-3). Bagi Maroko sendiri, rekor 18 laga tak terkalahkan mereka terhenti di tangan Iran, dengan bantuan Aziz Bouhaddouz yang mencetak gol bunuh diri di akhir pertandingan.
Andre Silva menyebut Maroko sebagai lawan yang sulit. “Ini akan menjadi pertandingan yang sulit, laga yang mana musuh kami akan serius sejak awal, seperti kami," ujarnya.
"Maroko memiliki banyak pemain yang lahir di Eropa, kami juga tahu mereka tak pernah kebobolan pada babak kualifikasi. Inilah alasan mengapa laga ini menjadi sulit untuk kami menangkan," imbuh striker AC Milan ini.
Maroko memang belum pernah kebobolan satu gol pun di babak kualifikasi menuju Rusia. Mereka juga sukses mencetak 11 gol dari 6 pertandingan dan meraih 12 poin dari hasil 3 kali menang dan 3 kali imbang.
Namun, bagaimanapun juga, Andre Silva tetap menganggap Portugal lebih kuat daripada Maroko kendati tidak bermaksud menganggap enteng.
“Saya kira Portugal lebih kuat dibanding Maroko dan tim lainnya. Tapi saya di sini bukan untuk mengatakan pertandingan nanti akan mudah. Kami menghormati tim lain dan kami tahu betapa sulitnya setiap laga, namun sekali lagi saya percaya kami (Portugal) yang terkuat," tandasnya.
Kedua tim pernah bertemu sebelumnya di Piala Dunia 1986, Maroko berhasil memenangkan pertandingan pertandingan tersebut dengan skor 3-1. Dan menjadi kemenangan pertama Maroko di Piala Dunia. Itu menjadi kekalahan satu-satunya Portugal melawan tim dari benua Afrika.
Portugal dan Maroko tergabung dalam Grup B Piala Dunia 2018 bersama dengan Spanyol dan Iran. Iran sementara memimpin klasemen sementara Grup B dengan torehan 3 poin, menyusul kemenangan dramatis melawan Maroko. Portugal dan Spanyol sama-sama mengoleksi satu poin.
Editor: Gilang Ramadhan