Menuju konten utama

Keistimewaan Bulan Zulkaidah, Daftar Peristiwa Penting, & Amalan

Keistimewaan bulan Zulkaidah dapat dijabarkan dengan melihat daftar peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi bulan ini.

Keistimewaan Bulan Zulkaidah, Daftar Peristiwa Penting, & Amalan
Ilustrasi zulkaidah

tirto.id - Keistimewaan bulan Zulkaidah dapat dijabarkan dengan melihat daftar peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi bulan ini.

Sementara itu, amalan bulan Zulkaidah di antaranya Puasa Senin-Kamis, Puasa Ayyamulbidh, Puasa Daud, ibadah haji ke baitullah, bersedekah, hingga qiamulail. Berikut ini peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di bulan Zulkaidah.

Umat Islam akan memasuki bulan Zulkaidah 1445 H pada Jumat, 10 Mei 2024 mendatang. Zulkaidah merupakan salah satu asyharul hurum, bulan-bulan yang diistimewakan sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah At-Taubah ayat 36 sebagai berikut:

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya [terdapat] empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama-sama orang yang bertakwa,” (QS. At-Taubah [9]: 36).

Amalan di Bulan Zulkaidah

Umat Islam di bulan Zulkaidah dianjurkan untuk memperbanyak saleh dan menjauhi perbuatan maksiat. Dalam kitab Darul Ihya' at-Turats, Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas’ud al-Baghawi menjelaskan pahala dan dosa berlipat ganda untuk perbuatan baik atau tercela di bulan Zulkaidah sebagai berikut:

"Amal salih lebih agung [besar] pahalanya di dalam bulan-bulan haram [Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab). Sedangkan zalim pada bulan tersebut [juga] lebih besar dari zalim di dalam bulan-bulan selainnya," (Imam al-Baghawi, Ma’alimut Tanzil fi Tafsiril Qur’an, [Beirut, Darul Ihya’ at-Turats, cetakan keempat: 1417 H/1997 M], juz IV, halaman: 44).

Maka dari itu, kaum muslim sebaiknya mengisi bulan Zulkaidah dengan perbuatan-perbuatan yang dianjurkan syariat Islam. Berikut ini beberapa contoh amalan di bulan Zulkaidah beserta dalilnya:

1. Puasa sunah

Amalan pertama yang dapat dikerjakan di bulan Zulkaidah adalah puasa sunah seperti Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, hingga Daud. Rasulullah Saw. dalam sebuah riwayat hadis pernah bersabda tentang anjuran puasa di bulan Zulkaidah sebagai berikut:

"Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah!" (HR. Abu Dawud dan yang lainnya).

2. Ibadah haji

Amalan prioritas yang dianjurkan untuk ditunaikan kaum muslim di bulan Zulkaidah adalah berangkat ibadah haji. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 197 berfirman mengenai anjuran ibadah haji sebagai berikut:

“Haji itu [pada] bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan [ibadah] haji dalam [bulan-bulan] itu, maka janganlah dia berkata jorok [rafats], berbuat maksiat dan bertengkar dalam [melakukan ibadah] haji,” (QS. Al-Baqarah [2]: 197).

3. Sedekah

Bersedekah adalah amalan yang kapan saja tanpa mengenal waktu. Allah Swt. menganjurkan sedekah kepada umat Islam sebagaimana bunyi Surah Al-Baqarah ayat 267 sebagai berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, berinfaklah [di jalan Allah] sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji,” (Al-Baqarah [2]: 267).

4. Qiamulail

Salah satu amalan yang hampir tidak pernah ditinggal Nabi Muhammad ketika malam hari adalah mendirikan Salat Tahajud. Dalam suatu riwayat, Rasulullah Saw. pernah bersabda mengenai posisi salat Tahajud sebagai berikut:

“Salat yang paling utama setelah salat wajib adalah qiyamul lail [salat lail/tahajud],” (HR. Muslim).

5. Berzikir

Contoh amalan terakhir yang dilakukan umat Islam di bulan Zulkaidah adalah berzikir. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah dan Abu Sa'id, Rasulullah Saw. bersabda mengenai keutamaan berzikir sebagai berikut:

"Tidaklah ada suatu kaum yang duduk sambil berdzikir kepada Allah, kecuali para Malaikat akan mengelilingi mereka, dan [mereka] akan diselubungi rahmat, akan turun kepada mereka sakinah [ketenangan], dan Allah akan menyebut-nyebut orang-orang yang ada di sisi-Nya," (HR. Ibnu Majah No. 3781).

Peristiwa Penting Bulan Zulkaidah

Terdapat beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Zulkaidah. Salah satunya adalah waktu sebelum diturunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa As. Peristiwa tersebut diceritakan dalam Surah Al-A’raf ayat 142 sebagai berikut:

“Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam [bulan Zulkaidah], dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi [sepuluh malam pertama bulan Zulhijah], maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, 'Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan,'” (QS. Al-A’raf [6]: 142).

Di sisi lain, beberapa peristiwa dalam sejarah Islam yang terjadi di bulan Zulkaidah sebagai berikut:

  • Paman Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib meninggal pada Zulkaidah.
  • Terjadi perang Bani Quraizhah pada Zulkaidah tahun ke-5 hijriah
  • Rasulullah berangkat dari Madinah menuju Mekah untuk melaksanakan Haji Wada’ pada Kamis, 6 Zulkaidah tahun ke-10 hijriah
  • Nabi Muhammad SAW menikahi Ummu Habibah
  • Muawiyah bin Abu Sufyan menjadi khalifah pertama Dinasti Umayyah pada Zulkaidah 41 H
  • Imam Abu Bakr Al-Baqillani, seorang ulama ahli ilmu kalam meninggal dunia pada Sabtu, 7 Zulkaidah 403 H.

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani