tirto.id - Toko-toko supermarket di Volgograd, kota tempat Inggris akan berlaga melawan Tunisia pada 19/6/2018 pukul 01.00 WIB, dikabarkan menghentikan penjualan minuman beralkohol.
Sebuah gambar yang diposting di Instagram memperlihatkan rak berisi botol-botol minuman keras yang diberi pita merah-putih, tanda bahwa minuman keras tersebut tidak dijual.
Hal ini tentu berhubungan dengan kekhawatiran akan kerusuhan yang ditimbulkan oleh fans Inggris. Kerusuhan terakhir yang melibatkan suporter Inggris terjadi dalam Euro 2016 di Prancis, yang menyebabkan 5 orang Inggris cedera serius dan 30 butuh perawatan di rumah sakit.
Diperkirakan ada 10.000 warga Inggris yang akan melawat ke Rusia selama Piala Dunia 2018 dihelat. Ada kekhawatiran bahwa mereka akan menghadapi intimidasi rasis dan homofobik serta ancaman kekerasan dan sentimen anti-Inggris dari hooligan Rusia.
Polisi Rusia sendiri meminta polisi Inggris untuk menyaring fans Inggris yang akan mendukung tim nasional Inggris secara langsung di Rusia. Bulan lalu, seorang anggota parlemen Inggris berpengaruh memperingatkan risiko tinggi yang dihadapi fans sepakbola LGBT dan etnis minoritas jika nekat ke Rusia.
Football Banning Orders Authority dari Home Office telah memerintahkan 1.312 orang untuk menyerahkan paspor secara sukarela menjelang Piala Dunia Rusia 2018. Dari jumlah itu, 1.254 telah menyerahkan paspor, atau dipaksa menyerahkan paspor, atau justru sama sekali tak punya paspor.
Polisi berusaha melacak 58 terduga hooligan lain yang belum menyerahkan paspor. Selain itu, mereka juga berjaga di pelabuhan dan selama Piala Dunia ke-21 untuk mencegah terduga hooligan lolos ke Moskow sehingga menimbukan potensi kerusuhan.
Editor: An Ismanto