tirto.id - Ketua Kompartemen Bidang e-commerce DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yan Henry Joewana, menyebut bahwa biaya logistik dapat ditekan jika para pengusaha berpindah dari sistem konvensional ke elektronik.
Sebab, sistem elektronik atau e-logistic dapat memangkas biaya-biaya yang sebelumnya dikeluarkan untuk barang keras serta gaji karyawan.
"Biaya pasti turun karena dengan e-logistic pasti akan memberikan nilai efisiensi dari sisi penggunaan SDM yang tadinya harus misalkan 10 jadi 5," katanya di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018).
Selama ini, menurut Yon, teknologi menjadi faktor penting yang sering dilupakan dalam upaya menekan biaya logistik. Pemerintahan kerap kali hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, jalan dan bandara.
Padahal, menurut Yon, infrastruktur tak akan berdampak signifikan terhadap penurunan biaya logistik jika tidak ditopang dengan penerapan sistem elektronik.
"Misal masuk pelabuhan harus antri, tidak ada data integrasi, lama nunggu dan nunggak biaya. Siapa ya g telan biaya? Perusahaan logistik yang dampak ke konsumen. Jadi setelah infrastuktur dibangun, harus ada aplikasi teknologi yang masuk," jelasnya.
Meski demikian, ia menyayangkan bahwa pengusaha logistik masih bermain dengan pola konvensional. Padahal, perdagangan elektronik atau e-commerce yang terus meningkat menjanjikan peluang besar bagi tumbuhnya e-logistik.
"Karena volume transaksi (e-commerce) tumbuh, barang ga mungkin jalan sendiri. Harus ada yang kirim. Ini prospek baik. Jangan kita cuma rame rame ayok, tapi lets do it," imbuhnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora