tirto.id - Setelah peristiwa kerusuhan di Rutan Cabang Salemba Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, polisi memindahkan 155 orang narapidana terorisme ke Lapas Nusakambangan.
Namun, untuk mendalami penyebab kerusuhan tersebut, Polri memindahkan sebagian napi terorisme dari Nusakambangan ke Rutan, Gunung Sindur, Bogor.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto menegaskan, sampai saat ini pihaknya masih mendalami penyebab kerusuhan di Mako Brimob.
Dengan alasan memudahkan penyelidikan, maka puluhan napi yang sudah dipindahkan ke Lapas Nusakambangan itu dipindahkan ke Gunung Sindur.
"Masih dalam proses. Yang kemarin ada 58 yang ditarik dari LP Nusakambangan ke Gunung Sindur untuk memudahkan penyelidikan," kata Setyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Senin (21/5/2018).
Hingga kini, Setyo masih enggan membeberkan penyebab kerusuhan Mako Brimob Kelapa Dua. Menurutnya, hal itu masuk dalam substansi penyelidikan. Setyo juga merahasiakan anggota yang diduga menghambat titipan makanan ke napi teroris.
"Itu masuk dalam substansi pemeriksaan, jangan diekspos dulu," kata Setyo. "Yang bertanggung jawab di Mako itu masih diperiksa oleh Brimob," kata Setyo.
Kabag Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkum HAM, Ade Kusmanto menegaskan, pemindahan napi teroris ke Nusakambangan dilakukan pada hari Sabtu (12/5/2018). Keseluruhan napi yang terlibat kerusuhan di Mako Brimob pada hari Selasa (8/5/2018) sudah dipindahkan ke lapas Pasir Putih di Nusakambangan.
“10 orang sisanya sudah dipindahkan semua,” kata Ade pada Tirto, Selasa (15/5/2018).
Sebelumnya, 10 napi teroris yang tersisa di rutan Mako Brimob Kelapa Dua itu masih dilakukan pendalaman oleh petugas
Ketika ditanyakan soal kondisi 10 napi tersebut, Ade hanya menegaskan bahwa kondisi napi dalam keadaan sehat. Ketika didesak bagaimana kondisi fisik mereka, Ade mengaku bahwa napi tersebut mengalami luka, tetapi ia tak mau merinci bagaimana kondisi tersebut.
“Saat itu [dipindahkan] ada beberapa luka-luka, tapi kondisi di Nusakambangan sehat semua,” katanya.
Ade juga tak mau menyebutkan siapa saja nama-nama napi yang sempat tertahan. “Mohon maaf dengan alasan keamanan tidak bisa disampaikan,” kata dia.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto