tirto.id - Sebelum mendeklarasikan dukungan kepada Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur 2018, Rabu (22/11/2017), DPP Golkar pada awal Oktober 2017 sudah menyatakan dukungan kepada Khofifah untuk maju sebagai gubernur. Namun, saat itu Golkar belum menentukan siapa yang akan mendampingi Khofifah sebagai bakal calon wakil gubernur.
Selain elektabilitas, kata Idrus, Golkar juga mempertimbangkan kepemimpinan Emil selama menjadi Bupati Trenggalek. Golkar menilai Emil cukup berhasil sebagai kepala daerah. "Kami memperhatikan prestasi dan track record saudara Emil," ujar Idrus.
Idrus mengatakan, usia Emil yang relatif muda dan dukungan sejumlah kiai di Jawa Timur juga menjadi alasan pertimbangan Golkar mendukung suami dari Arumi Bachsin itu. "Salah satu dasar pertimbangan utama karena dukungan para kiai. Musyawarah 90-150 kiai dan 250 alim ulama," kata Idrus.
Pria asal Sulawesi Selatan ini mengaku, partainya tidak akan mendesak Emil menjadi kader Golkar. Namun, ia mempersilakan jika nantinya Emil bergabung dengan Golkar. "Persoalan di Golkar atau tidak itu adalah hak pribadi. Kami tidak boleh menekan-nekan siapa pun,” kata dia.
Selain itu, Idrus juga menjelaskan mengapa Golkar mendukung Khofifah. Idrus mengatakan meskipun Khofifah bukan kader partai, akan tetapi Menteri Sosial itu memiliki jaringan kuat di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
“Khofifah sebagai Ketum Muslimat NU dan sebagian Muslimat NU juga menjadi pengurus Partai Golkar," ujar Idrus.
Idrus percaya jaringan Golkar di Muslimat NU bisa menjadi mesin efektif dalam memenangkan Khofifah dan Emil. "Kami bisa harmonisasikan, kami produktifkan sehingga proyeksi ke depan jamaah, anggota dan masyarakat yang ada pasti akan memilih calon yang diusung Golkar," kata Idrus.
Baca juga: Demokrat Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim
Merespons dukungan Golkar, Emil mengaku sudah berkomunikasi dengan partai-partai pengusungnya saat maju sebagai calon Bupati Trenggalek, termasuk dengan PDIP. Ia mengklaim PDIP tidak mempersoalkan dirinya maju di Pilkada Jawa Timur yang berarti akan berhadapan dengan pasangan Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas yang diusung PKB serta PDIP.
"Saya sudah bicara dengan baik ke Sekjen PDIP tentu pilihan menjadi tanggung jawab masing-masing," ujar Emil.
Emil membantah dukungan Golkar kepadanya menjadi pertanda bahwa ia resmi menjadi kader partai berlambang beringin. Ia menyatakan akan terus menjaga komunikasi dengan dengan bekas partai-partai pengusungnya di Pilkada Trenggalek.
Baca juga:PDIP Sindir Pencalonan Emil Dardak di Pilgub Jatim 2018
Menanggapi dukungan kepadanya, Khofifah menyatakan rasa terima kasih kepada DPP Golkar. Menurut dia, DPP Golkar telah memberikan dukungan yang luar biasa kepada dirinya dan Emil dalam pencalonan ini.
"Terima kasih kepada Golkar secara resmi telah memberikan rekomendasi kepada kami," kata Khofifah di DPP Golkar.
Sama halnya dengan Idrus, Khofifah pun menyatakan pencalonannya telah mendapatkan restu dari kiai-kiai di Jawa Timur, terutama yang tergabung dalam Tim 9.
Khofifah menjelaskan semalam para kiai tersebut secara langsung memberikan surat kepada DPP Golkar yang kemudian ditindaklanjuti dalam bentuk rekomendasi ini.
"Artinya bahwa jikalau kami hadir pada siang hari ini juga diantar kembali oleh perwakilan para kiai dan Ibu Nyai ini adalah proses yang sangat panjang musyawarah berjenjang mudah-mudahan semuanya memberikan manfaat dan keberkahan bagi masyarakat Jawa Timur," kata Khofifah.
Hadir juga dalam deklarasi ini KH Afif Muhajir, KH Hisyam, dan Nyai Mahfuzoh. Ketiganya merupakan bagian dari anggota Tim 9.
Dengan adanya dukungan Golkar yang punya 11 kursi, maka Khofifah telah resmi mengantongi 24 kursi mengingat Demokrat yang memiliki 13 kursi sehari sebelumnya juga telah resmi memberikan rekomendasi bagi pasangan Khofifah-Emil Dardak ini. Jumlah tersebut sudah lebih dari cukup untuk mengantarkan pasangan Khofifah-Emil maju pada Pilgub Jatim 2018.
Penulis: Jay Akbar
Editor: Abdul Aziz