tirto.id - Aksi ribuan buruh menolak Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta 2018 bubar tanpa paksaan dari aparat keamanan. Sebelumnya, usai salat Maghrib di depan Istana Negara, massa mulai bergeser ke depan Balai Kota di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Mereka juga berencana menginap sampai tuntutan mereka terkait kenaikan UMP dikabulkan oleh Gubernur Jakarta Anies Baswedan. Namun, hal itu batal dilakukan. Sebagian massa memutuskan untuk pulang ke daerah mereka masing-masing.
Sekitar pukul 20.30 WIB Jalan Medan Merdeka Barat dan Medan Merdeka Selatan yang jadi titik konsentrasi massa sudah terlihat lengang. Kendati demikian, mobil Barakuda dan Water Canon masih bersiaga di dua tempat tersebut.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Suyudi Ario Seto menyampaikan, waktu unjuk rasa yang diberikan pihak kepolisian telah habis dan massa dilarang menginap di Balai Kota.
"Dia (massa) alasannya mau ke Balai Kota mau penutupan ya enggak bisa, ada apa? kan balai kota sudah tutup," ungkapnya di lokasi aksi, Jumat (10/11/2017).
Suyudi mengungkapkan pihaknya telah berdiskusi dengan perwakilan massa agar mereka dapat mengakhiri aksi dan pulang dengan tertib. Jika tidak, maka kepolisian akan menggunakan tindakan tegas untuk membubarkan barisan massa.
"Katanya abis salat magrib mereka bubar tapi ternyata enggak bubar malah ke sini (Balai Kota). Nah saya tutup, saya sekat dan saya imbau 2 kali tadi," ujarnya.
"Kalau mereka enggak bubar, ya saya bubar paksa, tapi dia (akhirnya) mau pulang," imbuhnya.
Sementara itu, wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno yang sebelumnya mengatakan akan menemui perwakilan buruh telah beranjak dari Balai Kota sejak siang hari dan tidak kembali.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Abdul Aziz