Menuju konten utama

Aksi Bom Surabaya, BIN Sebut Gereja Jadi Sasaran Alternatif Teroris

"Dia cari sasaran alternatif karena yang disasar itu Polri. Gereja menjadi sasaran alternatif lainnya."

Aksi Bom Surabaya, BIN Sebut Gereja Jadi Sasaran Alternatif Teroris
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudy Setiawan menghimbau warga untuk menjauh dari sekitar lokasi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). ANTARA FOTO/Moch Asim

tirto.id -

Juru Bicara Badan Intelijen Negara, Wawan Purwanto mengatakan gereja merupakan sasaran alternatif teroris. Ia menyebutkan bahwa aksi terorisme di 3 gereja di Surabaya dilakukan oleh kelompok teroris yang sudah berpengalaman.

Wawan menjelaskan, selepas pembobolan sel di kawasan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, sejumlah anggota teroris di Indonesia mulai bergerak. Sejak hari Jumat (11/5/2018), BIN mengaku sudah memperingatkan aparat penegak hukum akan ada banyaknya anggota teroris yang akan bergerak.

Pada hari Jumat, setelah kerusuhan di Mako Brimob mereda, beberapa orang mencurigakan yang diduga sebagai anggota teroris memang berkeliaran pada Kamis malam (10/5/2018). Selain menangkap terduga teroris di daerah Tambun, Bekasi, Polri juga mendapat serangan dari teroris di Mako Brimob Kelapa Dua.

Satu petugas jaga Polri di Mako Brimob tewas akibat serangan orang tak dikenal. Menurut Wawan, karena penjagaan Polri menjadi ketat, para pelaku menyasar tempat lain sebagai alternatif.

"Dia cari sasaran alternatif karena yang disasar itu Polri. Gereja menjadi sasaran alternatif lainnya," tegas Wawan kepada Tirto hari Minggu (13/5/2018).

Wawan menegaskan, BIN sudah mengetahui adanya serangan ini. Namun, untuk mencari tahu secara detail di mana target serangan teroris tersebut, Wawan mengaku BIN cukup kesulitan.

"Karena memang mengacak mereka serangannya itu. Hanya persoalannya 'kan polisi nggak bisa menangkap karena harus ada bukti permulaan yang cukup ya," ujarnya lagi.

Wawan memprediksi, masih akan ada lagi serangan susulan setelah ledakan di Surabaya. Gerakan kelompok teroris yang diduga merupakan jaringan Jemaah Ansrarut Daulah ini bersifat sporadis dan sangat sulit diprediksi.

"Kami sudah sampaikan bahwa akan ada serangan bergelombang dimulai tanggal 11 Mei itu," katanya lagi. "Mereka masih akan tetap mempersiapkan rencana serangan itu, maka seluruh aparat diminta berjaga-jaga."

Baca juga artikel terkait TEROR BOM GEREJA SURABAYA atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yulaika Ramadhani