tirto.id - Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang, Gunawan Witjaksana mengatakan permainan Pokemon Go jangan sampai menyingkirkan nasionalisme atau paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
"Perlu membumikan kembali bunyi serta arti Sumpah Pemuda, bunyi serta makna sila-sila Pancasila, dan budaya gotong royong agar kembali menjadi roh bangsa, terutama anak-anak muda," kata Gunawan di Semarang, Sabtu (23/7/2016).
Gunawan menekankan, rasa nasionalisme jangan sampai tergeser oleh permainan Pokemon Go yang bersaing secara egois berebut level guna mendapatkan iming-iming hadiah.
Menyinggung soal regulasi, dia mengatakan bahwa Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik belum mampu mengantisipasi perkembangan teknologi di balik permainan tersebut.
"Belum lagi, bila kekhawatiran pemanfaatan Pokemon Go sebagai alat mata-mata benar adanya," katanya.
Melihat kenyataan itu, dia memandang perlu kepedulian dari berbagai kalangan terhadap masa depan bangsa dalam menghadapi euforia permainan itu.
Kendati demikian, kata Gunawan, demam Pokemon jangan sampai diabaikan. Dalam hal ini, ahli teknologi informasi tidak boleh tinggal diam begitu saja.
"Para pejabat dan pebisnis yang berwenang serta sangat peduli terhadap masa depan bangsa bisa menciptakan hal yang serupa, bahkan lebih canggih dan menarik. Yang lebih penting adalah mengaitkannya dengan jiwa nasionalisme," kata Gunawan.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto