tirto.id - Calon gubernur nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengomentari unjuk rasa yang terjadi di depan kediaman ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono. AHY menengarai unjuk rasa itu terkait majunya dia sebagai calon gubernur DKI Jakarta. "Jangan sampailah gara-gara saya ikut Pilgub DKI ini kemudian ada praktik-praktik intimidasi, teror terhadap keluarga saya," ujar Agus usai meluncurkan bukunya di AHY Command Center, Selasa (07/10).
Menurut AHY aksi unjuk rasa tersebut ilegal karena dilakukan di kediaman pribadi milik ayahnya. Saat unjuk rasa terjadi ia mengaku sedang berada di kediaman SBY. "Bayangkan ada sebelas bis membawa massa kemudian masuk ke komplek perumahan pribadi, turun, berorasi, teriak-teriak di depan kediaman Pak SBY," ujarnya.
Rumah mantan presiden Republik Indonesia ke-6 itu adalah area privat. Tidak seharusnya aksi unjuk rasa dilakukan di sana. "Mereka tidak ada ijin dan saya yakin kalau lapor ke polisi juga tidak diijinkan tetapi ini terjadi," tutur AHY.
AHY menduga unjuk rasa bermaksud mengintimidasi dirinya. Namun hal itu justru membuatnya malah semakin berani. Ia menuntut aparat hukum untuk hadir dalam kasus tersebut.
"Saya semakin berani untuk mengatakan ini negara hukum. Negara harus hadir, aparat penegak hukum harus hadir, jangan sampai sudah lewat ya sudah. Tidak seperti itu," ucap putra sulung SBY itu.
Agus belum tahu apakah akan melaporkan aksi unjuk rasa itu polisi atau tidak. Ia menyerahkan hal itu kepada juru bicaranya. "Saya enggak tahu. Saya hanya mengatakan jangan sampai gara-gara ini kemudian berbagai cara dilakukan untuk menurunkan semangat saya. Nanti juru bicara saya yang ngomong," ujar Agus.
Meski ada sebelas bus berisi massa, namun kondisi yang ada di rumah SBY saat itu tidak mengkhawatirkan. "Suasananya ya sebetulnya enggak terlalu seperti yang dikhawatirkan begitu tetapi kami hanya ingin ini jangan sampai terjadi di tempat-tempat lain," ucap Agus.
Seperti diketahui sejumlah massa yang diduga mahasiswa mendatangi kediaman Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Senin (06/02). Belum diketahui apa motif unjuk rasa tersebut. Dalam press rilis yang ditulis juru bicara Partai Demokrat, Rachlan Nashidik, ia menghimbau agar mahasiswa tidak tergoda politik partisan yang mampu menyeret ke dalam pusaran konflik politik. "Kepada mahasiswa untuk lebih berhati-hati menjaga dirinya dari godaan politik partisan yang sengaja menyeret ke dalam konflik politik kekuasaan," tulis Rachlan.
Penulis: Ruhaeni Intan Hasanah
Editor: Jay Akbar