tirto.id - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melakukan banyak kampanye secara diam-diam jelang Pilkada putaran kedua DKI Jakarta. Sejak ditetapkannya cuti kampanye tanggal 8 Maret minggu lalu, Ahok tidak pernah membuat pemberitahuan resmi tentang kunjungannya.
Pukul 09.15 WIB pagi Ahok tiba di kediaman almarhum Ibu Hindun disambut oleh anak-anaknya, salah satunya Neneng (46) dan lurah di daerah Karet, Setiabudi. Kedatangan Ahok ini sudah diketahui oleh Polsek setempat karena mereka sudah berjaga mulai pagi kira-kira pukul 07.00 WIB.
Kedatangan Ahok ini hanya disambut sekitar 100-an warga setempat. Selain karena daerah Karet di TPS 14 adalah basis pendukung Anies-Sandi yang merupakan pesaing Ahok, warga dan relawan seringkali tidak tahu tentang kunjungan Ahok sebelumnya.
“Saya gak tahu,” kata Neneng, putri dari almarhum Hindun kepada Tirto.id Senin (13/3) saat menanggapi kunjungan Ahok.
Terkait hal ini, Ahok pernah memberi keterangan bahwa ia mengaku tidak suka dengan situasi yang terlalu gaduh. Hal ini dikatakan Ahok saat blusukan di daerah Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada Jumat (10/3) minggu lalu.
"Ya kita kalau blusukan kalau terlalu ramai ya susah juga jalannya kita ketemu orang juga susah," kata Ahok kepada awak media.
Menanggapi hal itu, Sekretaris tim pemenangan Ahok-Djarot, Tubagus Ace Hassan Syadzily mengatakan sampai saat ini pihaknya masih memetakan titik-titik di mana Ahok akan melakukan blusukan.
Sampai saat ini, Ace mengklaim bahwa Ahok hanya sibuk dengan kegiatan memotivasi partai-partai pendukung seperti PDIP, Golkar, Nasdem, dan Hanura, dan para relawan. Oleh sebab itu, banyak kunjungan Ahok yang diadakan secara mendadak.
“Nah ini semua dalam rangka mempersiapkan langkah-langkah terkait dengan menghadapi 19 April gitu ya. Nah dari sekarang tentu pak Ahok akan melakukan blusukan supaya titik-titik yang disepakati bersama dalam blusukan nanti juga sudah dipersiapkan,” kata Ace saat ditemui awak media pada Deklarasi Dukungan Relawan Agus-Sylvi, Senin (13/3).
Padahal, Ace mengatakan banyak titik-titk di mana Ahok masih kalah dari pendukung Anies-Sandi dan pihaknya masih akan melakukan blusukan ke sana. Mereka menargetkan mendapat 10 persen dari suara pendukung Agus-Sylvi agar mencapai angka kemenangan sah 50 persen+1. Meski angka golput sebesar 22 persen, pihaknya tetap akan fokus dalam menggaet dukungan dari para relawan Agus-Sylvi terlebih dahulu.
"Kalau gini konsep yang dimiliki oleh timses sendiri ‘kan sebetulnya begini kami berkeyakinan bahwa pemilih Pak Ahok dan Pak Djarot di putaran pertama ini kemantapan pilihan mereka terhadap Pak Ahok-Djarot masih sangat tinggi, gitu kami berkeyakinan. Mereka tidak – Insya Allah – mereka tidak akan merubah pilihan. Karena itu maka langkah kita adalah – misalnya – sekarang ini kita mengintensifkan mencari dukungan dari para pendukung AHY [Agus Harimurti Yudhoyono],” kata dia kepada awak media.
Meski tinggal 4 minggu lagi, Ace mengaku tidak terlambat untuk melakukan kampanye. Semua tim dan relawan akan bergerak untuk menunjang suara Ahok di kalangan akar rumput. Terkait adanya dugaan pengusiran, penolakan, ataupun aksi kekerasan di tempat blusukan seperti yang terjadi pada Djarot Sabtu pekan lalu saat menghadiri Haul Soeharto di Masjid At-Tin, Ace mengaku pihaknya tidak khawatir.
“Ya kita berprasangka baik lah ya. Warga Jakarta itu ‘kan pada prinsipnya baik-baik. Jadi kami tidak begitu khawatir terkait dengan apa yang dilakukan oleh Pak Ahok. Ya kalau kampanye resmi tentu kita ‘kan melaporkan ke kepolisian, tapi ini ‘kan bukan kampanye tujuannya, ke ibu Hindun saya kira gak perlu dikawal-kawal berlebihan,” tuturnya.
Sampai saat ini Ahok memang cenderung pasif. Selain karena tertutup, Ahok juga jarang diketahui melakukan blusukan. Sebaliknya, Anies sudah melakukan blusukan ke berbagai daerah, termasuk TPS 31 Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, sebelah TPS 32 yang merupakan basis pendukung Ahok 100 persen. Menanggapi hal ini, Ahok mengaku tidak cemas.
“Nggak (masalah) itu kan tergantung hak rakyat,” kata Ahok kepada awak media sembari terburu-buru pergi.
Ace berjanji kepada awak media untuk memberi kabar terkait blusukan Ahok ke berbagai tempat berikutnya. Ia mengklaim bahwa Ahok tidak khawatir terkait pengusiran ataupun liputan media, pihaknya hanya merasa perlu mematangkan rencana terlebih dahulu.
“Nggak juga (takut pada media). Sekarang ‘kan teman-teman juga dapat daftar jadwal (Ahok) hari ini,” katanya menyanggah, padahal awak media tidak ada yang mendapat jadwal Ahok. “Tapi ke depan kita akan lebih terbuka. Nggak ada (ketakutan pada media). Kita ‘kan nggak bisa menyampaikan sesuatu yang belum matang. kita matangkan dulu deh.”
Ahok selama ini memang tidak pernah memberi pemberitahuan seperti Anies-Sandi. Pasangan nomor urut 3 tersebut selalu memberikan pemberitahuan kampanye secara resmi beserta tanda tangan petugas dan sekretaris tim kampanye Anies-Sandi kepada pihak Kapolda Metro Jaya, KPUD DKI Jakarta, dan BAWASLU DKI Jakarta.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto