tirto.id - Laga Belgia vs Inggris dalam perebutan tempat ketiga Piala Dunia 2018 bakal berlangsung di Saint Petersburg Stadium, Sabtu (14/7/2018). Bagi striker Belgia, Romelu Lukaku, pertandingan ini adalah kesempatan terakhir untuk membuktikan ketajamannya.
Meraih gelar sepatu emas Piala Dunia tentu merupakan mimpi setiap striker dari belahan dunia manapun. Hal ini jelas tak terkecuali buat Lukaku. Namun, kans Lukaku untuk meraih gelar tersebut gampang-gampang susah. Pasalnya, hingga menjelang laga terakhir yang akan dijalaninya nanti, Lukaku masih tertinggal dari pemain Inggris yang saat ini masih memuncaki daftar top skor sementara, Harry Kane. Pemain Tottenham Hotspur itu sejauh ini telah mengemas enam gol.
Untuk berada di puncak, Lukaku wajib mencetak hattrick, dengan catatan di saat bersamaan Kane tak boleh mencetak satu pun gol. Lantas, mungkinkah bagi seorang striker untuk mencetak tiga gol dalam satu pertandingan Piala Dunia?
Jawabannya jelas mungkin. Perlu dicatat, bahwa sejauh ini telah ada 52 hattrick tercipta di sepanjang sejarah Piala Dunia. Khusus pada Piala Dunia 2018, hattrick bahkan sempat tercipta dua kali. Hattrick pertama terjadi pada laga Spanyol vs Portugal di penyisihan Grup B, di mana saat itu Cristiano Ronaldo memborong tiga gol yang membawa Selecao Das Quinas menahan La Furia Roja 3-3. Sementara yang kedua, masih terjadi di fase grup, di mana Inggris membenamkan Panama 6-1. Saat itu, hattrick dicetak Harry Kane.
Efektivitas Tendangan
Mencetak hattrick ke gawang tim tangguh selevel Inggris jelas bukan perkara mudah bagi Lukaku. Namun, perlu dicatat bahwa hal ini masih mungkin dilakukan, terutama dengan menimbang situasi bahwa tim tangguh selevel Spanyol pernah kebobolan hattrick di gelaran tahun ini.
Namun, untuk melakukannya, setidaknya Lukaku harus bisa berada di level yang setara dengan Ronaldo pada saat berhadapan dengan Spanyol. Tentu bukan berarti Lukaku harus menembak bola sebanyak-banyaknya. Yang paling penting adalah efektivitas. Sebagaimana data yang dihimpun whoscored, saat melesatkan hattrick ke gawang Spanyol, Cristiano Ronaldo hanya mencatat empat tembakan di sepanjang laga.
Hal lebih gila bahkan dilakukan Harry Kane. Meski dua dari tiga golnya ke gawang Panama terjadi lewat tendangan penalti, Kane setidaknya membuktikan betapa efektivitas adalah kunci. Sebagaimana dihimpun whoscored, dalam pertandingan tersebut tiga gol Kane tercipta dari tiga tendangan saja. Artinya, rasio efektivitas tembakan Kane dalam laga kontra Panama adalah 100 persen.
Kembali ke perkara Lukaku, efektivitas adalah kunci. Tiga tendangan tepat sasaran ke gawang Inggris akan cukup mengantarkannya jadi top skor, dengan catatan kiper Inggris tak berkutik dan Harry Kane gagal memecah kebuntuan.
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan