tirto.id - Politikus Gerindra, Andre Rosiade mengancam akan mendorong pembentukan panitia khusus atau pansus di DPR, jika Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengabaikan laporan soal dugaan predatory pricing (praktik jual rugi) yang dilakukan produsen semen asal Cina di Indonesia.
Andre mengaku terpilih sebagai anggota DPR periode 2019-2024 dan akan masuk Komisi VI yang bersinggungan dengan KPPU. Karena itu, ia memiliki kewenangan untuk mendorong pembentukan pansus.
“Kalau KPPU tidak menyelamatkan ini, KPPU sebagai lembaga negara tidak membongkar praktik predatory pricing, setelah saya jadi anggota DPR RI, [saya] tidak ragu membentuk pansus untuk membongkar ini. Itu kalau laporan kami ke KPPU tidak digubris,” kata Andre di kantor KPPU pada Kamis (8/8/2019).
Andre menjelaskan, jika KPPU terlambat bertindak, ada dampak serius yang bisa memicu banyak pabrik semen di Indonesia tutup dan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terjadi.
Dia mengklaim langkahnya bareng Serikat Pekerja Semen Padang melaporkan dugaan praktik predatory pricing ke KPPU, bertujuan menyelamatkan industri strategis nasional.
Dalam laporannya ke KPPU, Andre mengadukan praktik predatory pricing yang diduga melibatkan produsen semen asal Cina.
Menurut dia, tuduhannya itu didasari bukti kuat karena harga jual semen produksi pabrik asing itu jauh lebih rendah dari merek lokal. Padahal kata Andre, bahan baku pabrik semen asal Cina diperoleh dari Indonesia.
“Mereka sengaja jual rugi untuk hancurkan industri semen. Nanti kita bangkrut, mereka beli dengan harga murah. Lalu harga semen mereka dikerek tinggi lagi,” ujar Andre.
Disamping itu, Andre juga mengancam akan meninjau ulang anggaran KPPU bila lembaga ini tak mampu membongkar kasus tersebut.
Dia menambahkan KPPU seharusnya berani mengusut kasus ini karena lembaga tersebut pernah menyatakan ada kartel dalam praktik bisnis semen di Indonesia.
“Kalau KPPU ragu, saya bisa bertindak keras. Kalau KPPU mandul, kami dorong pansus. Kami juga lihat anggaran ke depan. Kalau gak ada kinerjanya ya kita tinjau anggarannya. Jangan masuk angin dan jadi antek asing,” ucap Andre.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom