tirto.id - Asian Development Bank (ADB) telah menggelontorkan pinjaman ke berbagai negara senilai 11,2 miliar dolar AS atau Rp156,8 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS). Angka ini merupakan realisasi penyaluran terkini yang telah dilakukan ADB terkait COVID-19.
“Permintaan bantuan senilai 20 miliar dollar AS sebagai respons bantuan terhadap COVID-19 yang diumumkan ADB April 2020 cukup kuat. Sampai saat ini, ADB telah menyerahkan sekitar 11,2 miliar dolar AS untuk bantuan terkait finansial dan teknis,” ucap Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam webinar Asian Development Bank (ADB) bertajuk “Developing Asia Beyond Pandemic”, Jumat (18/9/2020).
Asakawa menjelaskan sejumlah bantuan dari ADB ini digunakan untuk berbagai keperluan oleh negara penerima. Salah satunya untuk memenuhi kebutuhan dari alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD).
Bantuan ini diberikan dalam program bertajuk “COVID-19 Response Option (CPRO)” yang tujuannya membantu pemerintah berbagai negara untuk tetap bisa melakukan belanja meski penerimaan mereka turun.
“Kami telah menyerahkan sekitar 8,2 miliar dolar AS untuk mendukung 19 negara berkembang anggota kami,” ucap Asakawa.
Di samping negara, bantuan ADB juga menyasar sejumlah sektor swasta. Sekitar 1,7 miliar dolar AS telah digelontorkan untuk menghidupkan kembali perdagangan dan rantai pasokan. Sejumlah upaya yang dilakukan adalah membantu pendanaan dan penjaminan likuiditas bagi bisnis yang kekurangan.
Di luar 11,2 miliar dolar AS ini, ADB juga memobilisasi sekitar 7,2 miliar dolar AS tambahan melalui skema pendanaan bersama atau cofinancing. Hal ini dilakukan bersama partner ADB.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali