Menuju konten utama

Ada Gejala Covid-19 yang Khas pada Lansia & Pasien Pemilik Komorbid

Tim dokter RSCM Jakarta menemukan ada sejumlah pasien Covid-19 dari kalangan lansia dan pemilik komorbid yang mengalami gejala khas.

Ada Gejala Covid-19 yang Khas pada Lansia & Pasien Pemilik Komorbid
Petugas medis menurunkan pasien COVID-19 berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) yang akan dikaratina di Hotel Ibis Style di kawasan Mangga Besar, Jakarta, Rabu (3/9/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Tim dokter Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menemukan ada gejala Covid-19 yang khas dialami oleh banyak pasien positif corona dari kalangan lansia dan pemilik komorbid (penyakit penyerta).

Para lansia dan pemilik komorbid selama ini termasuk dalam kelompok yang rentan menerima efek parah ketika terinfeksi positif corona. Data Satgas Penanggulangan Covid-19 menunjukkan, bahwa sebanyak 42,5 persen pasien corona yang meninggal di Indonesia berusia di atas 60 tahun.

Sebagian pasien Covid-19 yang meninggal juga memiliki komorbid. Dalam catatan Satgas Covid-19, sebanyak 13,1 persen pasien corona yang meninggal di Indonesia memiliki hipertensi. Adapun 11,5 persen lainnya adalah orang dengan diabetes melitus.

Di sisi lain, tim dokter RSCM Jakarta menemukan ada sejumlah pasien corona dari golongan lansia dan pemilik komorbid tidak mengalami gejala umum Covid-19.

Spesialis Penyakit Dalam RSCM Jakarta Dr. dr. Czeresna Heriawan Soejono, Sp.PD, K.Ger menyebut ada sejumlah pasien positif corona lansia tidak mengalami gejala batuk, sesak nafas, tidak mampu mencium atau kehilangan indera perasa, dan sakit umum lainnya akibat Covid-19.

"Lansia dan komorbid ini perlu perhatian khusus, lebih ketat monitoringnya karena gejalanya khas sekali," kata Soejono dalam talkshow di Media Center Satgas Covid-19, Graha BNPB, Jakarta pada Rabu (14/10/2020), dikutip dari laman covid19.go.id.

Menurut Sojoeno, gejala khas yang muncul pada pasien corona lansia dan komorbid ialah seperti nafsu makan yang hilang tiba-tiba, terjadi perubahan perilaku yang tidak biasa, dan kesadarannya hilang. Selain itu, setelah terpapar virus corona, penyakit penyerta pasien lansia semakin berat.

"Pengalaman kami bisa mengatasi virusnya, tetapi kadang infeksi sekunder itu muncul ketika hasil negatifnya [keluar]," ujar Soejono.

Pentingnya Keluarga Terapkan Protokol Kesehatan

Sementara itu, Kepala Staf Medik Fungsional Pulmonologi RSPI Sulianti Saroso Jakarta, dr. Adria Rusli, Sp.P (K) mengatakan perhatian keluarga sangat penting bagi para lansia dan orang yang mempunyai komorbid untuk menghindari paparan virus corona.

Dukungan keluarga penting, terutama dalam menerapkan protokol kesehatan. Lingkungan rumah yang bersih, makanan sehat, dan istirahat cukup harus diterapkan lansia dan pemilik komorbid.

"Kalau sudah kena berat sekali dan tinggi angka kematiannya," kata Adria.

Dia memberi contoh, jika lansia tinggal bersama cucu dan pengasuhnya maka harus diperhatikan betul protokol kesehatan di rumah. Hal sama juga perlu diawasi terhadap pengantar makanan jika memesan dari luar kediaman.

"Misalnya asisten rumah tangga atau supir pribadi, perlu dipastikan protokol kesehatannya," kata dia.

Lansia dan pemilik komorbid perlu mendapatkan perhatian khusus. Masyarakat diharapkan untuk memastikan bahwa mereka terlindungi dari risko terpapar virus corona. Berikut ini panduan untuk orang-orang berisiko agar terhindar dari paparan virus corona:

  • Jaga jarak (lebih 1 meter) dengan orang lain
  • Memakai masker dengan cara yang benar
  • Hindari bersentuhan, jangan sampai bersalaman atau bercium pipi dengan orang lain
  • Saat di tempat umum, jauhi orang yang sakit, batasi kontak dekat
  • Sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau memakai hand sanitizer
  • Jauhi keramaian dan kerumunan orang
  • Pastikan obat yang harus diminum selalu tersedia
  • Bila merasakan gejala demam, batuk kering, rasa lelah, dan lainnya, segera kontak hotline rumah sakit atau puskesmas terdekat
  • Selalu ikuti informasi terbaru dan jangan percaya hoaks
  • Cukup Istirahat dan tidur minimal 6-8 jam sehari atau lebih
  • Cukup minum, sayur, buah-buahan, dan vitamin
  • Jaga kondisi lingkungan bersih, aman, dan nyaman, ventilasi dan cahaya matahari cukup
  • Anggota keluarga, kerabat, dan siapa pun yang punya aktivitas dan berisiko terpapar COVID-19, tidak boleh mendekati lansia
  • Interaksi dengan lansia memakai media komunikasi seperti zoom, WhatsApp, dan lainnya.
  • Hanya orang sehat dan tidak ada riwayat berisiko Covid-19 yang dapat menemui lansia.
  • Minta bantuan anggota keluarga membelikan kebutuhan pribadi lansia, terutama jika lansia punya penyakit kronis.
  • Pastikan lansia dan pemilik komorbid tidak putus obat dan mempunyai stok yang mencukupi.

-------------------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH