tirto.id - Juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan corona COVID-19, dr Achmad Yurianto naik pangkat menjadi Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan. Yurianto sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Ditjen P2P dan kini ia dipercaya mengisi jabatan yang untuk menggantikan Anung Sugihantono.
Dilansir dari laman resmi Kemenkes, pelantikan Yurianto telah dilakukan pada Senin (9/3/2020) kemarin oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Gedung Kemenkes, Jakarta.
Usai pelantikan, kepada wartawan Yurianto menyoroti program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Ia mengatakan bahwa saat ini Germas bukan lagi soal sosialisasi melainkan membudayakan Germas.
"Sebenarnya "kapal" kita Germas, kalau "kapal" Germasnya tidak kuat yang akhirnya muncul itu penyakit. Oleh karena itu kita sekarang tidak lagi ngomong sosialisasi Germas tapi membudayakan Germas. Germas itu tegas Inpres nya, sekian Lembaga yang berperan dalam Germas," kata Yurianto.
Menurut Yurianto masih banyak masalah kesehatan yang harus diselesaikan, termasuk soal munculnya virus corona COVID-19 di Indonesia.
"Sekarang COVID-19 masih, sekarang DBD, kita masih punya masalah dengan TBC, kita masih punya masalah dengan malaria,'' kata Yurianto.
Nama Achmad Yurianto memang sedang menjadi bahan pemberitaan selama sepekan kemarin hingga hari ini. Ia dipercaya oleh Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai informasi terkait wabah virus corona COVID-19 yang ada di Indonesia.
Hampir setiap hari ia menyampaikan perkembangan wabah ini. Teranyar pada Senin (9/3/2020) kemarin, ia menyampaikan bahwa jumlah pasien positif virus corona COVID-19 di Indonesia telah menembus angka 19 orang.
Achmad Yurianto lahir di Malang, 11 Maret 1962. Ia adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Yurianto memulai kariernya sebagai dokter militer tepatnya sebagai Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya pada 1987.
Malang melintang sebagai dokter militer hingga pada 2015 ia diminta Menteri Kesehatan saat itu Nila Moeloek untuk menempati posisi Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes. Pada 2019, ia pun dipercaya menjadi Sesditjen P2P.
Editor: Bayu Septianto