tirto.id - Sebuah kapal feri tenggelam di Sungai Tigris dekat kota Mosul, Irak pada Kamis (21/3/2019). Peristiwa ini menewaskan 94 orang rang, termasuk keluarga, perempuan dan anak–anak.
Dilansir Associated Press News, sejumlah orang yang menyaksikan kejadian tersebut mengatakan para korban terombang-ambing dan berjuang untuk berenang melawan arus yang deras sebelum akhirnya seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri menyatakan terdapat 94 orang tewas dalam peristiwa tersebut.
Kepala Pertahanan Sipil Provinsi Nineveh, Irak Utara, Kolonel Hussam Khalil mengatakan kecelakaan itu terjadi setelah sejumlah orang keluar dari kawasan wisata Ghabat untuk merayakan Nowruz, yang menandai tahun baru Kurdi dan juga untuk menyambut musim semi.
Dia mengatakan, terdapat lebih dari 80 orang berada di feri ketika tenggelam, tapi seseorang yang berada di feri lain mengatakan kapal naas tersebut mengangkut sekitar 150 orang di dalamnya.
Menurut Khalil, tenggelamnya kapal ini disebabkan karena masalah teknis. Banyaknya korban tewas atas kejadian ini disebabkan kurangnya jumlah kapal untuk menolong korban tenggelam di sekitar kawasan tersebut, katanya.
Seorang relawan, Abdulrazzaq Falih, bersama dengan polisi sungai di Mosul mengatakan dia telah mengangkat lebih dari 20 jenazah dari sungai.
“Anak–anak, perempuan, dan anak muda, apa yang bisa saya katakan? Itu adalah situasi yang sulit,” katanya Abdulrazzaq.
Sungai Tigris sendiri telah mengalami kenaikan debit air sejak mencairnya salju dari pegunungan Turki yang ditambah juga dengan tingginya curah hujan selama musim penghujan.
Direktur Departemen Kesehatan Nineveh, Falah al-Taii, mengatakan sudah lebih dari 60 jenazah yang termasuk banyaknya wanita dan anak–anak telah diterima di departemen forensik dan rumah sakit di Mosul.
Penyelidikan atas kasus ini telah diperintahkan oleh Perdana Menteri Irak, Adel Abdul-Mahdi dalam pernyataan belasungkawanya kepada keluarga para korban.
Terdapat sembilan orang pekerja kapal dilaporkan telah ditahan dan juga telah dikeluarkan surat perintah penangkapan pemilik pulau wisata di mana para korban merayakan Nowruz, hari peringatan di berbagai wilayah yang menganut budaya Persia kuno.