tirto.id - Sebanyak lebih dari 9.100 polisi Turki diskors lantaran dikaitkan dengan dugaan hubungan mereka bersama Kelompok Fethullah Gulen, demikian yang dilaporkan kantor berita negara itu, Anadolu, pada Kamis (27/4/2017) waktu setempat.
"Pada Rabu [26/4/2017] pagi, lebih dari 1.000 orang yang diduga sebagai pengikut Gulen di pasukan polisi ditahan dalam serangan nasional di seluruh Turki," kata Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu. seperti dilansir dari Antara.
Sebelumnya, sudah 1.009 tersangka yang ditangkap dalam penggerebekan di 72 provinsi di seluruh Turki sudah ditahan menurut Soylu. "Ini langkah penting untuk Republik Turki," paparnya.
Saat itu dilaporkan, 8.500 aparat yang berbasis di Ankara terlibat dalam operasi dengan target infiltrasi pendukung Gulen di kepolisian di 81 provinsi. Operasi itu merupakan bagian dari penyelidikan yang dilakukan oleh Kepala Kantor Jaksa Penuntut Umum Ankara.
Perburuan tersangka lain masih berlanjut. Fethullah Gulen, yang bermukim di Amerika Serikat (AS), dituduh oleh Pemerintah Turki menjadi otak upaya kudeta gagal terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Juli 2016, dan menewaskan 249 orang dan melukai hampir 2.200 orang.
Sejak upaya kudeta gagal itu, penindakan terus dilakukan di lingkungan militer, kepolisian, dan peradilan, demikian pula dengan lembaga-lembaga pemerintah di seluruh negeri.
Parlemen Turki pada Selasa (18/4/2017) mengonfirmasi perpanjangan keadaan darurat yang sudah diberlakukan selama sembilan bulan sejak upaya kudeta gagal. Keadaan darurat diperpanjang tiga bulan hingga 19 Juli, demikian dilansir media pemerintah.
Ini berarti langkah kontroversial, yang berujung pada penangkapan 47.000 orang, masih akan diberlakukan ketika Turki memperingati satu tahun upaya kudeta gagal pada 15 Juli 2016.
Keputusan parlemen dipandang sebagai formalitas setelah langkah itu didukung oleh kabinet pada Senin, satu hari setelah referendum yang memberikan Presiden Recep Tayyip Erdogan kekuasaan lebih luas.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari