Menuju konten utama

9 Prinsip Pembelajaran Gagne dan 8 Tipe Belajar dalam Teorinya

Teori belajar Gagne memperkenalkan 9 prinsip pembelajaran dan 8 tipe belajar. Berikut ini 9 prinsip pembelajaran gagne dan 8 tipe belajarnya.

9 Prinsip Pembelajaran Gagne dan 8 Tipe Belajar dalam Teorinya
Ilustrasi guru mengajar. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Teori belajar Gagne termasuk salah satu teori pembelajaran yang cukup populer di tengah para pendidik. Teori belajar gagne sering kali disebut Conditions of Learning Theory.

Teori belajar Gagne dicetuskan oleh ahli psikologi pendidikan dari Amerika Serikat, Robert Mills Gagne (1916-2002). Gagne memperkenalkan teorinya ini pada dekade 1960-an.

Gagasan dalam teori belajar gagne adalah bahwa proses belajar pada setiap orang sangat berbeda-beda. Gagné menyarankan bahwa pembelajaran untuk membentuk keterampilan intelektual dapat diatur dalam sebuah hierarki sesuai dengan kompleksitasnya.

Terdapat 2 kata kunci untuk memahami dasar-dasar teori belajar gagne. Pertama adalah 9 prinsip pembelajaran gagne. Kedua, 8 tipe belajar menurut teori Gagne.

9 Prinsip Pembelajaran Gagne

Robert Gagne dalam teorinya mengenalkan sembilan prinsip dan tahapan pembelajaran atau model nine instructional events Gagne. Prinsip tersebut bisa diterapkan oleh para guru untuk membantu proses belajar setiap peserta didik.

Sembilan prinsip pembelajaran gagne menguraikan urutan peristiwa guna meningkatkan kualitas proses belajar dan mendorong efektivitasnya. Kesembilan prinsip tadi juga dapat membantu guru merancang instruksi belajar secara terstruktur dan sistematis.

Prinsip-prinsip pembelajaran Gagne tidak harus diterapkan untuk semua mata pelajaran. Suciati dan Prasetya Irawan dalam Teori Belajar dan Motivasi (2001), menjelaskan bahwa guru perlu mengembangkan 9 prinsip itu sesuai kompetensi dasar yang perlu dicapai oleh peserta didik.

Berikut ini 9 prinsip pembelajaran Gagne dan penjelasannya:

1. Gain Attention (Mendapatkan Perhatian)

Langkah atau prinsip pertama dalam teori belajar gagner adalah memunculkan minat dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap materi yang akan disampaikan oleh guru.

Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian peserta didik dan melibatkan mereka dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan rangsangan yang menarik dan relevan. Misalnya, dengan mengajukan pertanyaan atau masalah.

2. Inform Learners of the Objective (Menginformasikan Tujuan Pembelajaran)

Langkah atau prinsip kedua dalam teori belajar gagner adalah menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik dengan pemaparan yang jelas.

Peserta didik perlu mengetahui sejumlah tujuan pembelajaran atau target kompetensi khusus yang diharapkan bisa mereka kuasai. Komunikasi yang jelas tentang tujuan ini membantu memfokuskan perhatian peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar.

3. Stimulate Recall of Prior Knowledge (Memancing Ingatan tentang Materi Sebelumnya)

Langkah atau prinsip ketiga dalam teori belajar gagner adalah mengingatkan kembali materi pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya.

Mengaktifkan kembali ingatan peserta didik pada materi sebelumnya akan membantu mereka menghubungkan informasi baru dengan kerangka kerja mental yang sudah ada. Dengan meninjau kembali konsep atau pengalaman yang relevan, peserta didik dapat lebih memahami pengetahuan yang telah mereka dapatkan terkait suatu materi pelajaran.

4. Present the Content (Menyajikan Konten)

Langkah atau prinsip keempat dalam teori belajar gagner ialah menyampaikan konten atau materi pembelajaran. Konten instruksional disajikan kepada peserta didik dengan cara yang terstruktur dan terorganisir. Materi harus diurutkan secara logis, dipotong-potong menjadi unit-unit yang dapat dikelola, dan disampaikan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat seperti ceramah, visual, atau multimedia.

5. Provide Guidance (Memberikan Bimbingan)

Langkah atau prinsip kelima dalam teori belajar gagner adalah memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar pada peserta didik.

Peserta didik membutuhkan bimbingan dan dukungan untuk memahami dan memperoleh pengetahuan atau keterampilan baru. Kegiatan ini melibatkan pemberian penjelasan yang jelas, contoh, demonstrasi, dan instruksi untuk membantu peserta didik dalam memahami konten.

6. Elicit Performance (Mendorong Kinerja)

Langkah atau prinsip keenam dalam teori belajar gagner adalah mendorong atau merespons peserta didik supaya dapat menunjukkan hasil kinerja belajar mereka.

Peserta didik diberi kesempatan untuk mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari. Partisipasi aktif ini membantu memperkuat pengetahuan atau keterampilan yang baru diperoleh dan memungkinkan adanya umpan balik dan koreksi jika diperlukan.

7. Provide Feedback (Memberikan Umpan Balik)

Langkah atau prinsip ketujuh dalam teori belajar gagner adalah memberikan umpan balik kepada peserta didik untuk menilai kinerja mereka dalam pembelajaran.

Peserta didik perlu menerima umpan balik atas kinerja mereka, yang menunjukkan apakah mereka telah mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan atau belum. Umpan balik membantu peserta didik menilai kemajuan mereka dalam proses belajar, sekaligus mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu ditingkatkan, dan memperkuat pemahamannya.

8. Assess Performance (Menilai Kinerja)

Langkah atau prinsip kedelapan dalam teori belajar gagner adalah mengukur dan mengevaluasi hasil belajar. Kegiatan ini melibatkan penilaian terhadap kinerja peserta didik untuk menentukan sejauh mana mereka telah mencapai tujuan pembelajaran. Berbagai metode penilaian seperti kuis, tes, atau latihan praktis, dapat digunakan oleh guru ketika mengevaluasi kemajuan peserta didiknya.

9. Enhance Retention and Transfer (Meningkatkan Retensi dan Transfer)

Langkah atau prinsip kesembilan dalam teori belajar gagner ialah memperkuat retensi dan transfer belajar. Kegiatan terakhir ini berfokus pada peningkatan retensi jangka panjang dan transfer materi yang telah dipelajari ke dalam konteks dunia nyata.

Strategi seperti memberikan kesempatan peserta didik untuk meninjau ulang hasil belajar, menerapkan pengetahuannya ke berbagai situasi yang berbeda, dan mengembangkan pemahaman bisa dipakai oleh guru dalam fase ini.

8 Tipe Belajar Menurut Gagne

Dalam teori belajarnya, Gagne mengemukakan ada 8 tipe belajar yang menekankan pada hasil belajar, bukan berdasarkan proses belajar yang dilalui peserta didik.

Di samping itu, 8 tipe belajar dalam teori Gagne diterapkan secara prosedural (hierarkis) yakni tipe belajar yang satu menjadi dasar tipe belajar selanjutnya.

Maka itu, sebelum peserta didik mampu melanjutkan ke tipe belajar berikutnya, mereka harus menguasai tipe belajar sebelumnya.

Delapan hierarki itu ialah , pembuatan respons, mengikuti prosedur, penggunaan terminologi, diskriminasi, pembentukan konsep, penerapan aturan, dan yang terakhir, pemecahan masalah.

Berikut ini 8 tipe belajar menurut Teori Gagne:

  1. Signal learning (Mempelajari tanda/isyarat): Contohnya memahami tanda lampu lalu lintas saat berwarna merah.
  2. Stimulus response learning (Pembelajaran stimulus-respons): Contohnya adalah kemampuan mengulang kata atau angka saat ditunjukkan tulisannya.
  3. Behavior chaining learning (Pembelajaran dengan perilaku berantai): Contohnya adalah menggunakan pensil untuk menyalin angka secara berurutan. Dua atau lebih hubungan stimulus-respon yang telah dipelajari sebelumnya dihubungkan bersama.
  4. Verbal association learning (Pembelajaran asosiasi verbal): Contohnya adalah mengidentifikasi sebuah objek dan menyebutnya dengan nama yang tepat. Atau, menemukan padanan kata untuk sebuah kata dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
  5. Multiple Discrimination learning (Pembelajaran diskriminasi ganda): Contohnya adalah menafsirkan dan membuat grafik sederhana. Pelajar belajar untuk membedakan antara rantai motorik dan verbal yang telah diperolehnya.
  6. Concept learning (Pembelajaran konsep): Contohnya mengidentifikasi karakteristik abstrak seperti bentuk, warna, dan lain sebagainya.
  7. Rule learning (Pembelajaran aturan): Contohnya adalah memahami hubungan dua atau lebih konsep yang membentuk hukum tertentu, seperti "pada suhu 100 derajat celcius C air akan mendidih."
  8. Problem solving (Pemecahan masalah): Contohnya adalah pelajar menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari untuk mencapai beberapa tujuan pemecahan masalah sehingga perlu proses berpikir.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom