tirto.id - Kasus anak meninggal akibat rabies terjadi kembali. Melansir laman Antara News, pada Selasa (13/6/2023), seorang anak perempuan di Kabupaten Buleleng meninggal akibat penyakit rabies.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng Sucipto menjelaskan, bahwa anak perempuan itu digigit oleh anjing peliharaannya sekitar satu bulan sebelumnya. Namun, anak perempuan itu tidak segera mendapat penanganan medis.
Menanggapi kasus yang mengkhawatirkan semacam ini, para orang tua tentunya harus lebih waspada dan membekali diri dengan pengetahuan tentang rabies.
Dengan bekal pengetahuan itu, orang tua dapat segera mengatasi bila hal semacam ini terjadi pada sang buah hati.
Gejala Rabies pada Anak
Rabies adalah penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Menurut Kementerian Kesehatan, infeksi rabies ini ditularkan oleh hewan yang yang terinfeksi penyakit rabies.
Sejumlah hewan yang sering menjadi penyebab utama rabies adalah anjing, kelelawar, kucing, dan kera.
Rabies, atau di Indonesia dikenal juga dengan sebutan penyakit anjing gila, disebabkan oleh virus Lyssavirus.
Gejala rabies yang muncul pada anak bisa berbeda-beda, tergantung dari masa inkubasinya, yaitu dari saat terpapar hingga timbulnya gejala.
Kondisi ini bisa berkisar antara lima hari hingga lebih dari satu tahun. Namun, rata-rata masa inkubasi adalah dua bulan.
Berikut ini adalah gejala rabies paling umum yang bisa terjadi pada anak, seperti dilansir dari Children’s Hospital of Philadelphia:
Tahap 1
- Awalnya, rabies memunculkan gejala samar, hal ini bisa berlangsung sampai 10 hari. Gejala samar ini di antaranya adalah:
1. Demam.
2. Sakit kepala.
3. Terasa tidak nyaman dan tidak enak badan.
4. Nafsu makan menurun.
5. Muntah.
6. Nyeri, gatal, atau mati rasa dan kesemutan di lokasi luka gigitan.
Tahap 2
7. Anak-anak sering mengalami kesulitan menelan, kondisi ini terkadang disebut sebagai "mulut berbusa", karena anak tidak mampu menelan air liur. Bahkan ketika anak melihat segelas air, mereka bisa menjadi sangat takut.
8. Beberapa anak menjadi gelisah dan bingung, sementara yang lain mengalami kelumpuhan.
9. Kematian segera, atau anak masuk dalam tahap koma yang mengakibatkan kematian akibat komplikasi lain.
Pengobatan Rabies pada Manusia
Hingga kini belum ada pengobatan yang efektif untuk rabies. Namun, ada vaksin yang efektif untuk mencegah infeksi rabies semakin parah, yaitu vaksin HDCV, PCEC.
Menurut Children’s Hospital of Philadelphia vaksin ini dapat memberikan kekebalan terhadap rabies bila vaksin ini segera diberikan setelah anak Anda terpapar rabies.
Bila anak Anda diduga terkena rabies, maka perawatan yang akan diberikan adalah pemberian satu dosis imunoglobulin, termasuk serangkaian suntikan vaksin rabies selama periode dua minggu.
Vaksin Ini juga bisa menjadi perlindungan sebelum paparan terjadi, khususnya untuk orang-orang yang rentan terkena rabies, seperti dokter hewan.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari