Menuju konten utama

Apa Penyebab Hewan Terkena Rabies dan Bagaimana Cara Mencegahnya

Apa penyebab rabies pada hewan dan bagaimana cara mencegahnya?

Apa Penyebab Hewan Terkena Rabies dan Bagaimana Cara Mencegahnya
Warga membawa hewan peliharaannya mengantre untuk mendapatkan vaksin rabies di Kantor Kelurahan Rorotan, Jakarta Utara, Selasa (27/9/2022). Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian memberikan vaksin rabies secara gratis bertujuan untuk mengantisipasi penyebaran virus rabies pada hewan peliharaan sekaligus menyambut Hari Rabies Sedunia 2022. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

tirto.id - Rabies adalah penyakit virus fatal yang bisa menyebabkan kematian. Virus ini dapat menyebar ke orang dan hewan peliharaan jika mereka digigit atau dicakar oleh hewan rabies.

Di Amerika Serikat, rabies banyak ditemukan pada hewan liar seperti kelelawar, rakun, sigung, dan rubah. Namun, di banyak negara lain anjing masih membawa rabies, dan sebagian besar kematian akibat rabies pada orang di seluruh dunia disebabkan oleh gigitan anjing.

Virus rabies menginfeksi sistem saraf pusat. Jika seseorang tidak menerima perawatan medis yang tepat setelah potensi paparan rabies, virus tersebut dapat menyebabkan penyakit di otak, yang pada akhirnya mengakibatkan kematian.

Rabies dapat dicegah dengan memvaksinasi hewan peliharaan, menjauhi satwa liar, dan mencari perawatan medis setelah paparan potensial sebelum gejala muncul.

Apa Penyebab Rabies pada Hewan?

Virus rabies ditularkan melalui kontak langsung (seperti melalui kulit yang rusak atau selaput lendir di mata, hidung, atau mulut) dengan air liur atau jaringan otak/sistem saraf dari hewan yang terinfeksi.

Orang biasanya terkena rabies dari gigitan hewan rabies. Pendertai bisa mendapatkan rabies dari paparan non-gigitan, yang sangat jarang, bisa karena goresan, lecet, atau luka terbuka yang terkena air liur atau bahan menular lainnya dari hewan rabies.

Jenis kontak lain, seperti mengelus hewan rabies atau kontak dengan darah, urin, atau feses hewan rabies, tidak terkait dengan risiko infeksi dan tidak dianggap sebagai paparan yang bisa menyebabkan rabies.

Cara penularan lain—selain gigitan dan cakaran—jarang terjadi. Menghirup virus rabies aerosol adalah salah satu jalur paparan non-gigitan yang potensial, tetapi kecuali pekerja laboratorium, kebanyakan orang tidak akan menemukan aerosol virus rabies.

Paparan gigitan dan non-gigitan dari orang yang terinfeksi secara teoritis dapat menularkan rabies, tetapi tidak ada kasus seperti itu yang didokumentasikan.

Kontak biasa, seperti menyentuh penderita rabies atau kontak dengan cairan atau jaringan yang tidak menular (urin, darah, feses), tidak terkait dengan risiko infeksi.

Virus rabies menjadi tidak menular saat mengering dan terkena sinar matahari. Kondisi lingkungan yang berbeda mempengaruhi kecepatan virus menjadi tidak aktif, tetapi secara umum, jika bahan yang mengandung virus kering, virus dapat dianggap tidak menular.

Virus rabies menyebabkan infeksi rabies. Virus menyebar melalui air liur hewan yang terinfeksi. Hewan yang terinfeksi dapat menyebarkan virus dengan menggigit hewan lain atau seseorang.

Dalam kasus yang jarang terjadi, rabies dapat menyebar ketika air liur yang terinfeksi masuk ke luka terbuka atau selaput lendir, seperti mulut atau mata. Ini bisa terjadi jika hewan yang terinfeksi menjilat luka terbuka di kulit Anda.

Hewan yang dapat menularkan virus rabies adalah setiap mamalia (binatang yang menyusui anaknya). Hewan yang paling mungkin menyebarkan virus rabies ke manusia antara lain:

Hewan peliharaan dan hewan ternak

  • Kucing
  • Sapi
  • Anjing
  • Musang
  • Kambing
  • Kuda
Hewan liar

  • Kelelawar
  • Berang-berang
  • Coyote
  • Rubah
  • Monyet
  • Rakun
  • Sigung

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom