Menuju konten utama

8,8 Juta Pelaku Industri Event Harapkan Kelonggaran Kebijakan

Sejak penerbitan Inpres No.1/2025 hingga 11 Februari 2025, telah terjadi 638 pembatalan atau penangguhan event dengan kerugian mencapai Rp429,23 miliar.

8,8 Juta Pelaku Industri Event Harapkan Kelonggaran Kebijakan
Buka puasa bersama event nasional 2025 di Jakarta, Kamis (20/3). tirto.id/Ulfa

tirto.id - Exhibition Hall Smesco Indonesia menjadi saksi pertemuan para pemangku kepentingan industri event dalam acara “Buka Puasa Bersama Industri Event Nasional 2025” dengan tema “Collaboration for Progress!” pada Kamis (20/3).

Acara ini menghadirkan laporan hasil Survei Industri Event Nasional 2024-2025 dan Survei Pembatalan Event 2025 pasca penerbitan Inpres No.1/2025 tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD tahun anggaran 2025.

Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2024, tercatat 8.777 event tersebar di 34 provinsi dengan total nilai mencapai Rp84,46 triliun, yang menggerakkan 8,8 juta pekerja. Namun, sejak penerbitan Inpres No.1/2025 hingga 11 Februari 2025, telah terjadi 638 pembatalan atau penangguhan event di 32 provinsi dengan nilai bisnis yang hilang mencapai Rp429,23 miliar. Pembatalan terbanyak terjadi pada kegiatan meeting (50,64 persen), diikuti oleh event incentive (12,82 persen) dan pelatihan (10,90 persen).

Survei industri event yang telah berlangsung sejak 2020 oleh Dewan Industri Event Indonesia (IVENDO) kini dikawal bersama oleh 8 asosiasi ternama, yakni IVENDO, ASPPI, PaSKI, ASITA, HASTANA Indonesia, AELI, KADIN Indonesia, dan APMI.

“Kami berharap survei nasional ini dapat semakin melibatkan seluruh ekosistem event di Indonesia sehingga hasilnya dapat dijadikan rekomendasi strategis bagi pengembangan kebijakan pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Mulkan Kamaludin, Ketua Umum Dewan Industri Event Indonesia (IVENDO).

“Kegiatan ini menggabungkan penyajian data strategis, diskusi interaktif, dan kehangatan berbuka puasa, membuka ruang kolaborasi untuk menciptakan data komprehensif yang mendukung perkembangan industri event di masa depan.” tambahnya.

Acara yang dihadiri oleh 150 undangan, yang meliputi perwakilan pemerintah (Kementerian Pariwisata, Kementerian Ekraf, Bank Indonesia, BPS), penyelenggara event, supplier, pelaku pariwisata, akademisi, dan media, tidak hanya menyajikan data mendalam dan analisis terkini, tetapi juga memfasilitasi diskusi terbuka guna berbagi solusi inovatif dalam menghadapi dinamika industri yang semakin kompleks.

“Forum ini merupakan momentum penting dalam memperkuat jaringan bisnis dan kolaborasi, serta membuka peluang inovasi demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ungkap Dr. Dewi Puspaningtyas Faeni, Deputy Director Postgraduate Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma.

Penulis: Tim Media Servis