tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis bahwa korban terdampak banjir di bantaran Sungai Ciliwung Jakarta mencapai 7.788 jiwa atau 3.393 kepala keluarga (KK).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (16/2/2017) menyampaikan bahwa banjir telah merendam permukiman di bantaran sungai Cilwung dan sebagian Kali Cipinang dengan kedalaman genangan bervariasi 10-150 sentimeter.
"Hujan yang deras yang turun di bagian hulu dan tengah Sungai Ciliwung menyebabkan banjir menggenangi permukiman di bantaran Sungai Ciliwung di Jakarta," katanya sebagaimana dilansir Antara.
BPNPB merinci daerah yang terdampak banjir meliputi kelurahan Cibubur dan kelurahan Rambutan (Kecamatan Ciracas), kelurahan Cililitan dan kelurahan Cawang (Kecamatan Kramat Jati) serta Kelurahan Kampung Melayu dan Kelurahan Bidakara Cina (Kecamatan Jatinegara) di wilayah Jakarta Timur.
Dia mengatakan daerah yang cukup parah terendam banjir hingga ketinggian 150 sentimeter adalah Kelurahan Cawang dengan 1.188 KK atau 3.896 jiwa terdampak banjir. Di Kelurahan Kampung Melayu juga terendam banjir hingga ketinggian 100 sentimeter dengan masyarakat yang terdampak 443 KK atau 1.456 jiwa.
"Hingga saat belum ada laporan jumlah pengungsi. Sebagian banjir telah surut. Kondisi sungai di Jakarta saat ini normal dan Siaga 3. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada karena potensi hujan berintensitas tinggi masih berpeluang terjadi. Puncak hujan diperkirakan sampai akhir Februari mendatang," kata dia.
Ahok Perintahkan Buka Tutup Pintu Air
Untuk menanggulangi masalah ini Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memerintahkan untuk membuka tutup seluruh pintu air di Jakarta. Tujuannya untuk mengantisipasi banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat.
"Untuk sekarang ini, kami membuka semua pintu air supaya air kiriman itu tidak tertahan di satu lokasi saja, jadi mengalir terus," kata Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis.
Calon Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan pengawasan terus dilakukan terhadap seluruh kondisi pintu air di Jakarta karena saat ini kerap turun hujan.
"Saat ini, kami melihat debit air di Katulampa sudah menurun. Kami monitor terus semua kondisi pintu air di Jakarta. Setiap menit, pintu-pintu air dibuka, sehingga airnya bisa terus mengalir," ujar Basuki.
Menurut Ahok, daerah yang kini terendam banjir memang belum dilakukan normalisasi sungai. Dampaknya, sungai tidak mampu menampung debit air.
"Yang tadi tergenang banjir itu memang daerah yang memang belum selesai dinormalisasi, termasuk banyak juga lingkungan perumahan yang tidak memiliki saluran air," tutur Ahok.
Lebih lanjut, dia pun meminta Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan agar terus melaporkan perkembangan pekerjaan normalisasi Kali Ciliwung.
"Saya sudah minta Pak Teguh supaya terus kasih laporan perkembangan normalisasi Kali Ciliwung. Sungai yang menyempit harus segera dinormalisasi supaya kembali lebar," ungkapnya.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH