tirto.id - Musim hujan membawa pengaruh kepada siklus makhluk hidup di permukaan bumi. Salah satunya menyebabkan pergerakan atau perpindahan hewan yang perlu diwaspadai oleh manusia.
Maksud perlu waspada di sini mengartikan bahwa hewan tersebut bisa menimbulkan dampak negatif.
Oleh karena itu, keterangan mengenai cara menghadapi hewan-hewan yang berbahaya ini perlu diketahui.
Lantas, apa saja hewan tersebut dan bagaimana cara menghadapinya?
Daftar Hewan yang Perlu Diwaspadai saat Musim Hujan
Pada saat hujan turun, permukaan bumi akan menghadapi kondisi yang dinamakan “basah”. Situasi tersebut terkadang membuat beberapa hewan tak nyaman. Hal ini menjadi penyebab beberapa hewan muncul saat musim hujan.
Bukan hanya yang merasa tak nyaman, tapi memang ada beberapa spesies yang memerlukan keluar rumah untuk bisa mempertahankan hidupnya.
1. Katak atau Kodok
Menurut situs Wildlife SOS, katak dan kodok muncul di musim hujan lantaran musim tersebut adalah waktunya berkembang biak.
Dengan kata lain, kedua hewan ini akan keluar dari sarang dan bisa dilihat di sekitar habitatnya.
Kewaspadaan perlu diperhatikan ketika rumah Anda berada di dekat aliran sungai. Bisa jadi, katak tersebut masuk ke rumah Anda jika pintu selalu terbuka.
Oleh karena itu, langkah penanggulangannya cukup tutup pintu.
2. Kalajengking
Berbeda dari katak yang hanya membuat situasi tak nyaman, kalajengking berbahaya karena mengandung racun diekornya. Mereka akan keluar karena tanah yang menjadi tempat tinggalnya tidak kering.
Cara menanggulanginya cukup dengan memperhatikan kondisi rumah. Jika kotor dan banyak berserakan barang usahakan dirapikan. Hal ini dilakukan agar kalajengking tidak bersembunyi di balik barang atau kotoran tersebut.
3. Nyamuk
Hewan penghisap darah ini berkembang biak melalui genangan-genangan air. Lantaran musim hujan bisa berpotensi membuat air tergenang, maka penambahan populasi nyamuk dapat meningkat.
Untuk menghadapi situasi ini, Anda bisa membuang genangan-genangan yang ada di sekitar rumah. Jika nyamuk sudah masuk rumah, dapat dihilangkan dengan penggunaan obat nyamuk.
4. Laron
Serangga ini hidup di tanah yang kering dan hangat. Jika hujan turun, mereka akan pergi meninggalkan habitatnya dan mencari sumber-sumber panas paa malam hari.
Biasanya, mereka akan terbang di sekitaran lampu yang suhuhnya hangat. Untuk menghadapi situasi tersebut, matikan lampu yang dikelilingi laron. Otomatis, laron akan terjatuh ke lantai.
5. Tikus
Habitat tikus di perkotaan ada di sekitaran lorong-lorong atau selokan. Ketika hujan turun, habitatnya akan tergenang air sehingga tikus akan bergerak naik ke atas.
Situasi ini memungkinkan mereka masuk rumah milik manusia. Jika ini terjadi, lakukan penangkapan melalui perangkap dan buang hewan tersebut sejauh-jauhnya.
6. Ular
Weather and Radar menjelaskan bahwa reptil ini keluar ketika musim hujan tiba. Hampir sama seperti yang lain, mereka kehilangan habitat lantaran tergenang air hujan.
Berbeda dari penanggulangan yang lain, Anda dapat memanggil bantuan orang yang memang ahli terhadap hewan buas ini. Biarkan mereka yang menangkap dan menyelesaikan permasalahan tersebut.
7. Semut
Dalam kehidupan di rumah, mungkin semut memang seriing terlihat aktifitasnya di sekitar kita. Mereka biasa mengerubungi gula yang jatuh dari wadah dan makanan-makanan sisa.
Saat musim hujan, habitat mereka yang tergenang membuat hewan ini berpindah ke lokasi kering. Untuk mengatasi hal ini, usahakan rumah selalu bersih dari sisa makanan manis agar mereka tak berkumpul.
Cara Menghadapi Hewan yang Muncul di Musim Hujan
Sudah disebutkan di atas, hewan-hewan yang muncul ketika musim hujan bisa ditangani. Namun, perlakuan khusus mesti dilakukan terhadap spesies ular lantaran mereka cukup berbahaya di tangan orang awam.
Oleh sebab itu, penerapannya berbeda. Kita musti menghubungi seseorang yang memang biasa memegang reptil jenis ini.
Selain itu, Anda juga bisa memanggil bantuan dari shelter reptil atau penangkaran ular terdekat untuk segera mengevakuasinya. Biasanya, mereka membagikan nomor telepon bantuan di internet.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno