tirto.id - Abusive relationship adalah hubungan yang salah satu pihaknya menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan pihak lain dengan perilaku negatif. Hubungan tersebut bisa terjadi dalam ikatan keluarga, percintaan maupun pertemanan.
Dilansir dari laman Web MD, pihak yang berkuasa dalam abusive relationship biasa melakukan tindakan pelecehan baik dari sisi fisik, verbal, emosional, maupun finansial. Pihak tersebut menindas dan memperalat pihak yang lemah demi kepentingan pribadinya.
Abusive relationship akan membuat sebuah hubungan menjadi tidak harmonis dan salah satu pihak akan selalu merasa tidak nyaman serta tidak aman dari pihak yang menindasnya.
Dampak abusive relationship
Pihak korban dalam abusive relationship kerap kali tidak bisa menemukan cara untuk keluar dari hubungan tersebut dan akan mengalami dampak-dampak negatif antara lain:
1. Perasaan terisolasi
2. Depresi
3. Perasaan malu
4. Cemas berlebihan
5. Keinginan bunuh diri
6. Kecanduan untuk disakiti
7. Cedera fisik
8. Masalah keuangan
Tanda-tanda abusive relationship
Dilansir dari laman Women Said, berikut adalah tanda-tanda dalam abusive relationship:
1. Pihak korban merasa takut pada pasangannya
2. Pihak korban berada dalam kebimbangan terus menerus
3. Pihak penindas mudah marah karena hal-hal kecil
4. Terjadi kekerasan fisik seperti pemukulan
5. Mengkritik keluarga atau pihak korban dan mempersulit pihak korban untuk menemui keluarganya
6. Kebutuhan pihak korban tidak dianggap penting atau diabaikan
7. Pihak korban kesulitan menemukan waktu sendiri
8. Salah satu pihak mengancam akan membunuh atau bunuh diri
Cara keluar dari abusive relationship
Guna bisa keluar dari abusive relationship dibutuhkan dukungan dan kesiapan mental yang besar. Dilansir dari lamanRelationship Australia Queensland, berikut adalah tujuh cara yang bisa dilakukan untuk keluar dari abusive relationship.
1. Mencari dukungan
Temukan orang-orang atau lembaga yang bisa menjadi pendukung sehingga pihak korban tidak perlu mengatasi masalah tersebut sendirian.
2. Menciptakan isyarat
Buatlah kata-kata yang bisa menjadi isyarat atau kode bagi korban untuk meminta pertolongan orang lain seperti keluarga atau teman dekat.
3. Kumpulkan barang bukti
Untuk beberapa kasus abusive relationship yang telah mencapai kekerasan fisik dan verbal, ada baiknya untuk menyiapkan dan mengumpulkan bukti-bukti kekerasan dari pelaku.
4. Cari layanan dukungan untuk korban
Carilah layanan dukungan korban kekerasan di sekitar Anda dan mintalah pertolongan dan perlindungan kepada lembaga tersebut.
5. Merancang rencana kabur
Untuk bisa kabur dari abusive relationship, pihak korban harus merencanakan pelariannya dengan matang. Di dalamnya termasuk siapa saja orang yang terlibat, ke mana, dan bagaimana korban bisa kabur.
6. Siapkan barang-barang penting
Jika rencana kabur sudah disiapkan, setelah itu siapkan barang-barang esensial seperti uang, ponsel beserta charger-nya, obat-obatan, dokumen-dokumen penting, dan lain sebagainya.
7. Lindungi privasi
Di zaman sekarang, abusive relationship kerap terjadi dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial. Oleh karena itu, penting untuk korban agar bisa melindungi privasinya di dunia maya.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari