tirto.id - Perang adalah konflik paling merugikan yang pernah dialami umat manusia. Sesama manusia saling membunuh.
Kota-kota yang hancur, sumur air tercemar, tanaman dibakar, hutan ditebang, tanah diracuni, dan hewan dibunuh untuk mendapatkan keuntungan militer. Lingkungan sering kali menjadi korban perang yang tidak dipublikasikan.
Terkait hal ini, United Nations Regional Information Centre for Western Europe (UNRIC) mencatat enam badan dan departemen PBB, yang dikoordinasi oleh Tim Kerangka Kerja PBB untuk Tindakan Pencegahan, telah bermitra dengan Uni Eropa (UE) untuk membantu negara-negara mengurangi ketegangan atas sumber daya alam dan menggunakan manajemen lingkungan untuk pembangunan perdamaian dan pencegahan konflik.
Pada tanggal 5 November 2001, Majelis Umum PBB kemudian menyatakan setiap tanggal 6 November sebagai Hari Internasional untuk Mencegah Eksploitasi Lingkungan dalam Perang dan Konflik Bersenjata atau International Day for Preventing the Exploitation of the Environment in War and Armed Conflict.
Pada 27 Mei 2016, Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi resolusi UNEP/EA.2/Res.15, yang mengakui peran ekosistem yang sehat dan sumber daya yang dikelola secara berkelanjutan dalam mengurangi risiko konflik bersenjata.
Hal itu juga menegaskan kembali komitmen PBB yang kuat untuk implementasi penuh dari Sustainable Development Goals yang tercantum dalam resolusi Majelis Umum 70/1, berjudul “Transforming our world: the 2030 Agenda for Sustainable Development”.
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menemukan bahwa selama 60 tahun terakhir, setidaknya 40 persen dari semua konflik internal telah dikaitkan dengan eksploitasi sumber daya alam, baik sumber daya bernilai tinggi seperti kayu, berlian, emas dan minyak, atau sumber daya yang langka seperti tanah subur dan air. Bahkan diprediksi bahwa konflik yang melibatkan sumber daya alam ini dua kali lebih mungkin terjadi lagi.
PBB menekankan sangat penting untuk memastikan bahwa tindakan terhadap lingkungan adalah bagian dari strategi pencegahan konflik, pemeliharaan perdamaian dan pembangunan perdamaian. Karena tidak akan ada perdamaian yang tahan lama jika sumber daya alam yang menopang mata pencaharian dan ekosistem dihancurkan.
Penulis: Febriansyah
Editor: Yulaika Ramadhani