tirto.id - Sebanyak 53 warga negara Indonesia (WNI) yang mendukung jaringan terorisme ISIS di Suriah dan Irak dikabarkan telah kembali ke Indonesia. Pemerintah tengah melakukan deradikalisasi kepada mereka untuk menghilangkan paham yang membuat mereka mendukung terorisme.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyampaikan bahwa pendekatan secara manusiawi itu untuk menuntun mereka ke jalan yang benar.
"Soft approach itu langkah-langkah yang bersifat lunak dan katakanlah secara manusiawi kita ajak mereka untuk kembali ke jalan yang benar," kata Wiranto seperti dilaporkan Antara, Kamis (27/10/2016).
Mantan Panglima ABRI di era Presiden Soeharto itu mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dengan paham radikalisme dan terorisme sehingga tidak mudah terpengaruh dengan doktrin yang salah.
"Saya hanya mengatakan ayo kita waspada," tuturnya.
Dengan pulangnya pendukung ISIS tersebut, kata Wiranto, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tentu tidak akan membiarkan begitu saja.
"Tidak terus di-lost-kan (dibiarkan) begitu saja ya, dan saya sejauh ini mengatakan bahwa BNPT telah melakukan apa yang harus dilakukan," ujarnya.
Kendati BNPT akan melakukan deradikalisasi, Wiranto enggan menuturkan secara terperinci terkait penanganan terorisme tersebut. Menurutnya penanganan seperti itu tidak bisa disampaikan kepada masyarakat. "Masalah terorisme, masalah penculikan masa saya sampaikan kepada masyarakat," tuturnya.
Dia berharap para pendukung ISIS itu dapat kembali ke kehidupan normal tanpa bersandar pada paham radikalisasi. Pemerintah juga akan mencuci otak ulang pengikut ISIS "Untuk tokoh-tokoh yang keras tentu diberi perlakuan yang khusus," ujarnya.
Namun Wiranto tidak membeberkan alasan WNI simpatisan ISIS itu pulang ke tanah air.
Seperti diketahui ISIS mulai terdesak di Irak. Setidaknya 90 desa dan kota kecil di sekitar Mosul yang sebelumnya dikuasai ISIS kini jatuh ke tangan pasukan Irak dan Peshmerga Kurdi yang melancarkan serangan besar-besaran.
Rencananya pasukan elite Irak akan melakukan serangan besar-besaran ke Mosul.
Laporan AFP, sebagaimana dikutip Antara, melaporkan pejuang-pejuang ISIS mulai meninggalkan Mosul dengan cara menyamarkan simbol identitas mereka seperti mencukur jenggot dan mengganti pakaian.