tirto.id - Anak difabel atau anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan, baik dalam hal fisik, mental, intelektual, sosial, maupun emosional.
Keterbatasan ini kemudian memengaruhi tumbuh kembangnya sehingga ia tidak seperti anak-anak lain pada umumnya.
Dalam situs resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, penyandang disabilitas terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Disabilitas fisik
Disabilitas fisik berarti memiliki keterbatasan atau gangguan pada fungsi tubuh. Contoh disabilitas fisik antara lain tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, atau terdapat cacat pada anggota gerak.
Penyandang disabilitas fisik umumnya disebut sebagai tuna daksa yang artinya memiliki anggota tubuh yang kurang sempurna.
Berdasarkan penyebabnya, disabilitas fisik bisa digolongkan menjadi cacat bawaan (sejak lahir), disebabkan penyakit, atau disebabkan kecelakaan.
2. Disabilitas mental
Disabilitas mental berarti memiliki keterbatasan atau gangguan pada mental yang berpengaruh pada tingkah laku.
Penyebabnya bisa karena bawaan lahir atau diakibatkan suatu penyakit. Contohnya antara lain retardasi mental, gangguan psikiatrik fungsional, serta gangguan mental organik.
3. Disabilitas ganda
Disabilitas ganda berarti menyandang dua jenis keterbatasan sekaligus, baik itu dari segi fisik maupun mental.
5 Cara Orangtua Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus
Merawat dan mendidik anak difabel memang bukan hal yang mudah. Pasalnya, anak difabel membutuhkan perhatian khusus yang lebih besar dibandingkan anak-anak pada umumnya.
Menurut laman Pusat Studi Individu Berkebutuhan Khusus Universitas Sanata Dharma, setidaknya ada 5 hal yang harus dilakukan oleh para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, yaitu:
1. Kesadaran dan identifikasi
Kesadaran dan kepekaan orang tua terhadap tumbuh kembang anak sangatlah penting.
Orang tua juga perlu mengenali jenis keterbatasan yang dimiliki oleh sang buah hati agar lebih siap dalam melakukan pengasuhan ke depannya.
2. Menerima
Menerima kondisi anak berarti bersedia merawatnya dengan penuh cinta dan kasih sayang serta memberikan pendidikan yang layak seperti anak normal pada umumnya.
Di sisi lain, orang tua perlu terus melakukan pengawasan/pemantauan terhadap sang anak guna mencegah terjadinya penurunan pada tumbuh kembangnya.
3. Adaptasi
Orang tua sudah sepatutnya beradaptasi dengan berbagai kebutuhan anaknya, baik dalam hal pendidikan, sosial, atau kebutuhan lainnya.
Beradaptasi merupakan salah satu bentuk dukungan orang tua agar anak lebih mudah berkembang dengan potensi yang dimilikinya.
4. Memberi perhatian
Orang tua wajib memberikan perhatian yang cukup bagi anaknya. Cukup berarti tidak kurang, tapi juga tidak berlebihan agar anak bisa tumbuh menjadi sosok yang mandiri di kemudian hari.
Perhatian yang dimaksud bisa berupa dengan cara memberikan motivasi dan bimbingan, misalnya mengajari anak tentang aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, atau memakai baju.
Orang tua juga perlu mengajak sang anak berjalan-jalan atau rekreasi untuk mengenalkan lingkungan luar padanya.
5. Kolaborasi
Mendidik anak berkebutuhan khusus tak bisa dilakukan seorang diri. Orang tua butuh dukungan lain seperti keluarga besar, dokter, hingga sekolah yang memadai.
Orang tua sebaiknya menjelaskan kepada keluarga besar tentang kondisi anaknya sehingga yang lain bisa paham dan ikut beradaptasi. Di waktu yang sama, orang tua juga dianjurkan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter untuk memberikan penanganan yang terbaik, misalnya terapi atau perawatan lainnya.
Untuk masalah pendidikan, orang tua disarankan memilih sekolah yang memang sesuai dengan kebutuhan anak. Pastikan pula sekolah tersebut memiliki reputasi yang baik dengan para pengajar yang kredibel.
5 Cara Mendidik Anak Difabel untuk Tenaga Pendidik
Dikutip dari Accredited schools Online, Marissa Rocheleau selaku pendiri Linguabilities memberikan memberikan beberapa tips bagi para guru atau tenaga pendidik untuk mendampingi anak berkebutuhan khusus, yaitu:
1. Kelas yang teratur
Ruang kelas harus tetap tertata, teratur, dan minim distraksi. Hal ini membantu anak-anak untuk tetap fokus dan memperhatikan apa yang sedang dipelajari.
2. Ikuti Individualized Education Program (IEP)
Individualized Education Program (IEP)atau Program Pembelajaran Individual merupakan program yang dirancang untuk mendidik anak berkebutuhan khusus. Jadi, guru dan tenaga pendidik wajib mempelajari dan mengikuti semua yang ada di dalam program tersebut.
3. Beri instruksi yang sederhana
Anak mungkin akan kesulitan untuk fokus dan memahami sebuah instruksi hanya dengan sekali dengar.
Guru disarankan untuk memberikan instruksi secara bertahap sehingga lebih mudah dimengerti.
4. Buat peluang sukses
Anak berkebutuhan khusus mungkin akan kesulitan dalam menyelesaikan suatu tugas.
Karena itu, guru sebaiknya membuat sebuah peluang atau tugas yang memungkinkan mereka berhasil menyelesaikannya. Jangan lupa beri reward agar anak-anak tetap termotivasi.
5. Sadari bahwa setiap anak itu unik
Pada dasarnya, setiap anak memiliki keunikannya sendiri-sendiri, termasuk dalam mempelajari sesuatu.
Hal ini harus selalu diingat oleh para guru sehingga bisa lebih bersabar sekaligus mencari cara/teknik belajar yang sesuai.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno