tirto.id - Nasionalisme merupakan suatu keinginan besar untuk mewujudkan persatuan dalam bernegara.
Sastrawan Ernest Renan menyatakan, kondisi negara akan menjadi kuat dan tidak mudah diguncang dengan masalah dari dalam maupun dari luar jika tertanam sifat nasionalisme pada diri seseorang.
Dikutip dari laman Kementerian Keuangan Republik Indonesia, jika tidak ada nasionalisme maka persatuan negara tidak mungkin terwujud.
Pasalnya, setiap negara akan merasa terusik jika ada bangsa lain yang meremehkan atau menghina bangsanya.
Paham nasionalisme bisa terwujud dengan menanamkan sikap ini secara terstruktur, massif, dan sistemik.
Indonesia memiliki empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI ke seluruh lapisan masyarakat.
Empat pilar kebangsaan itu mesti ditanamkan di setiap jenjang pendidikan formal mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Begitu pula untuk aparat penyelenggara negara baik aparatur sipil negara maupun TNI/Polri.
Cara Menanamkan Nasionalisme pada Anak
Agar anak bisa mencintai negaranya sendiri, ia harus mengenal Tanah Airnya dengan lebih baik. Tidak hanya pendidikan dari sekolah, pendidikan nasionalisme juga harus didukung dari orang tua.
Berikut cara menanamkan nasionalisme pada anak:
1. Memakai produk dalam negeri
Salah satu produk karya anak Indonesia yang bisa dipakai oleh anak adalah produk kriya atau kerajinan (craft).
Karenanya, orang tua jangan ragu untuk membiasakan anak memakai baju dengan kain ciri khas Indonesia.
Produk karya Indonesia lainnya, yaitu kebaya atau tas-tas unik buatan perajin lokal lainnya. Saat membelinya, orang tua juga bisa menceritakan sedikit tentang asal usul daerah dari produk yang akan dipakai oleh anak.
2. Mengenalkan keanekaragaman budaya Indonesia
Indonesia memiliki jenis tarian, lagu, alat musik, makanan khas, rumah adat, dan sebagainya yang beragam.
Mengenalkan keanekaragaman budaya Indonesia pada anak bisa dilakukan dengan cara mendaftarkan anak pada sanggar tradisional.
Tidak hanya bisa mengasah kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif pada anak, menari tradisional pun sangat bermanfaat agar bisa menanamkan rasa cinta budaya Indonesia pada anak.
3. Memperkenalkan sejarah Indonesia
Kisah kepahlawanan merupakan hal menarik yang bisa orang tua ceritakan pada anak. Dengan begitu, anak bisa tahu sejarah terbentuknya negara ini.
Tidak hanya bercerita tentang kepahlawanan, orang tua juga bisa mengajak anak untuk berkunjung ke museum sehingga bisa melihat langsung diorama, peninggalan sejarah, dan lukisan-lukisan tertentu.
4. Memperkenalkan permainan tradisional
Indonesia memiliki banyak permainan tradisional, mulai dari bekel, congklak, kelereng, galah asin, benten, hingga ular naga.
Berbagai permainan tradisional ini hampir dimainkan di seluruh Indonesia dengan nama dan peraturan yang berbeda-beda.
Permainan tradisional tidak hanya mengasah otak dan kemampuan bersosialisasi tapi juga mengasah pengetahuan anak dengan kekayaan budaya Indonesia.
5. Mengajarkan anak tentang sikap menghargai
Indonesia merupakan negara multikultural dengan ras, suku, dan agama yang berbeda-beda.
Dengan begitu, tanamkanlah pengertian sejak dini mengenai perbedaan-perbedaan pada anak.
Mengajarkan perbedaan pada anak juga bisa ikut mengajarkan kepada mereka tentang sikap hormat kepada orang lain, demikian dilansir dari laman resmi BPK Penabur.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno