Menuju konten utama

4 Warga Lemban Tongoa Diduga Dibunuh Teroris MIT, 150 KK Mengungsi

Penyebab pembunuhan tersebut masih simpang siur. Masyarakat diminta jangan mudah tersulut emosi dan turut menyebarkan kabar bohong.

4 Warga Lemban Tongoa Diduga Dibunuh Teroris MIT, 150 KK Mengungsi
Ilustrasi kekerasan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Satu keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dikabarkan dibunuh oleh orang tak dikenal, pada Jumat kemarin, sekitar pukul 09:00 WITA. Rifai, sekretaris desa tersebut mengatakan, korban berjumlah empat orang. Jenazah keempat korban tersebut saat ini masih di lokasi dan belum dievakuasi.

"Dari informasi saya dapatkan ada empat orang. Itu mertua, anak, menantu, kata Rifai seperti dikutip dari Antara.

Tidak hanya itu, sejumlah warga yang bermukim dekat rumah korban, bersembunyi dan melarikan diri ke hutan yang ada di wilayah tersebut dan belum ada kabar hingga saat ini.

"Kalau situasi tentunya masih mencekam, mayat untuk sementara masih di TKP," jelasnya.

Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyautama menjelaskan, saat ini aparat kepolisian masih menuju ke lokasi pembunuhan untuk melakukan pengecekan. Dia menduga, ada keterkaitan dengan Kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, atau tidak.

“Terindikasi seperti itu ada kemiripan dari saksi-saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto (DPO MIT Poso) ada kemiripan. Terindikasi,” terang Yoga.

150 KK Diungsikan & Imbauan Jangan Terprovokasi

Sebanyak 150 kepala keluarga di Desa Lemban Tongoa diungsikan usai penyerangan tersebut. Kepala Desa Lemban Tongoa Deki Basalulu memastikan, kondisi ratusan warga tersebut aman.

"Sudah diungsikan ke daerah yang ramai penduduk," kata Deki.

Dari keterangan warga, kata Deki, diduga para pelaku penyerangan berjumlah enam orang. Namun hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Sampai peristiwa ini terang duduk perkaranya, Deki berharap tak ada masyarakat yang terprovokasi. Apalagi jika mendapatkan informasi yang belum tentu benar dari sosial media.

"Kami aman. Saya tidak suruh warga untuk meng-upload di media sosial. Saya berharap tidak ada yang terprovokasi," tuturnya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah Zainal Abidin juga mengharapkan, warga Sulawesi Tengah tidak tersulut emosi dan tidak mudah terprovokasi. Menurutnya, informasi yang didapatkan dari lokasi kejadian belum begitu valid atau masih simpang siur. Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak memberikan komentar di media sosial terkait kejadian tersebut.

"Kami harap masyarakat tetap tenang dan tidak memberikan komentar apa yang terjadi. Karena dalam artian kita belum menerima informasi yang utuh dan belum valid seratus persen," kata Zainal.

Ia juga mengungkapkan, kejadian tersebut bukan merupakan anjuran dan ajaran dari agama mana pun. Sehingga FKUB mengutuk keras pelaku yang melakukan penyerangan di Desa Lemban Tongoa itu.

"Kalaupun itu dilakukan adalah oleh oknum dan bukan ajaran agama," jelasnya.

Baca juga artikel terkait MUJAHIDIN INDONESIA TIMUR atau tulisan lainnya

tirto.id - Hukum
Reporter: Antara
Editor: Dieqy Hasbi Widhana