Menuju konten utama
Liga Inggris 2019/2020

4 Fakta Menarik Arsenal Kala Pandemi Jelang Restart Premier League

Ada beberapa fakta menarik terkait pandemi COVID-19 di Liga Inggris atau Premier League 2019/2020 yang mempengaruhi Arsenal.

4 Fakta Menarik Arsenal Kala Pandemi Jelang Restart Premier League
Mikel Arteta bersama para pemain Arsenal. (ANTARA/REUTERS/John Sibley)

tirto.id - Liga Inggris 2019/2020 siap bergulir kembali mulai 17 Juni 2020 setelah dihentikan akibat virus Corona atau COVID-19 sejak Maret lalu. Ada beberapa fakta menarik dari salah satu klub mapan Premier League, Arsenal, terkait masa pandemi ini.

Restart Premier League musim ini akan dibuka dengan lawatan Arsenal ke markas Manchester City untuk pekan 28. The Citizens saat ini menempati urutan 2 di klasemen sementara Liga Inggris meskipun tertinggal cukup jauh dari Liverpool.

Adapun The Gunners sangat membutuhkan kemenangan demi mendaki papan atas klasemen Premier League. Skuad asuhan Mikel Arteta masih terdampar di posisi 9. Jika sampai kalah dari City, kans Arsenal untuk tampil di Eropa musim depan jelas semakin mengecil.

Selain itu, klub yang bermarkas di Emirates Stadium ini menjadi tim yang diterpa cukup banyak persoalan selama masa pandemi Corona COVID-19. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Arteta Positif COVID-19

Hasil tes pelatih Arsenal, Mikel Arteta, dinyatakan positif COVID-19 pada Maret 2020 lalu. Hal ini membuat skuad The Gunners harus menjalani isolasi mandiri.

Beruntung, semua pemain yang melakukan kontak fisik dengan Arteta tidak ada yang dinyatakan terinfeksi virus Corona. Namun, tetap saja hal itu mempengaruhi upaya Arsenal mengakhiri musim di papan atas.

Tren The Gunners sejak ditangani oleh Mikel Arteta yang menggantikan Unai Emery menunjukkan grafik meningkat. Pasukan Meriam London tak terkalahkan dalam 7 laga, 4 di antaranya purna dengan kemenangan.

Nick Ames, seorang analis sepak bola The Guardian, menyebut Arsenal akan butuh waktu untuk kembali ke permainan terbaiknya bersama Arteta. Sialnya, mereka harus Manchester City di pertandingan pertama restart Liga Inggris.

Ozil Tolak Pemotongan Gaji

Selain masalah taktikal yang harus dimulai dari awal lagi, problem berikutnya di masa pandemi adalah faktor nonteknis yang juga dapat mempengaruhi performa Arsenal. Apalagi, ada beberapa pemain utama yang akan segera usai kontraknya, termasuk striker andalan, Pierre-Emerick Aubameyang.

Pandemi COVID-19 dan dihentikannya kompetisi membuat Arsenal dan klub-klub lainnya mengalami krisis keuangan. Manajemen The Gunners pun terpaksa menerapkan kebijakan pemotongan gaji pemain, pelatih, dan staf tim utama sebesar 12,5 persen.

Kebijakan ini ditolak mentah-mentah oleh Mesut Ozil. Gelandang Jerman berdarah Turki yang sempat menyandang titel sebagai raja assist ini digaji sebesar 350.000 paun per pekan, tertinggi di Arsenal, dan ia menolak pemangkasan upah.

"Penangguhan [gaji] itu opsi, tetapi jangan menyetujui pemotongan bila klub masih bisa mencetak pendapatan yang sama dengan tahun lalu," jelas agen Ozil, Erkut Sogut, mengenai kebijakan pemotongan gaji pemain Arsenal, dilansir Independent.

"Apa dampak finansial [akibat pandemi] yang pasti ke klub, kita bisa melihatnya pada tiga sampai enam bulan kemudian, tetapi kita tidak bisa melihatnya hari ini," tambahnya.

4 Pemain Langgar Aturan

Suasana internal Arsenal di tengah pandemi semakin runyam karena beberapa pemain diketahui telah melanggar aturan karantina wilayah atau lockdown yang diterapkan pemerintah Inggris.

Beberapa penggawa The Gunners yang tidak disiplin itu antara lain Granit Xhaka, David Luiz, Nicholas Pepe, dan Alexandre Lacazette. Akibatnya, mereka menuai kecaman dari berbagai pihak, bahkan dari pendukung Arsenal sendiri.

Pihak klub telah memohon maaf ke publik dan menegur 4 pemain yang melakukan pelanggaran itu. Arsenal juga meminta seluruh pemain, pelatih, dan staf tidak melakukan hal serupa di tengah situasi krisis seperti ini.

Manajemen Arsenal berjanji tindakan serupa tidak akan terulang. Namun, mereka belum menjelaskan bagaimana cara mencegah pemainnya melakukan kesalahan, dan apakah empat pemain yang melakukan kesalahan tersebut akan diberi sanksi atau tidak.

Terancam Gagal ke Eropa

Di tengah pandemi dan berbagai persoalan yang menerpa pada masa pandemi seolah membuat langkah Arsenal semakin berat. Butuh perjuangan keras dan kejelian dari Arteta untuk meramu strategi supaya dapat meraih hasil bagus secara konsisten sampai akhir musim.

Jika Arteta tak mampu mengendalikan situasi timnya, The Gunners bisa saja bukan hanya gagal mencapai target lolos ke Liga Champions musim depan, tetapi juga terancam finis di luar 6 besar alias tidak masuk zona Eropa.

Apabila itu terjadi, kondisi finansial Arsenal yang menipis akibat pandemi akan semakin kritis lantaran tidak mendapatkan pemasukan dari tampil di level antar-klub benua biru.

Belum diketahui apakah kompetisi Premier League musim depan boleh dihadiri penonton secara langsung di stadion jika pandemi masih terus berlanjut.

Kendati pun penonton diizinkan datang, jumlah kehadiran suporter Arsenal diprediksi akan menurun melihat prestasi klub yang tak kunjung mengangkat piala, terlebih jika The Gunners gagal ke Eropa.

Baca juga artikel terkait LIGA INGGRIS atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Permadi Suntama
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Iswara N Raditya