tirto.id - Sejumlah retakan tanah terjadi di Desa Terbis, Kecamatan Panggul, Trenggalek, Jawa Timur. Retakan tanah tersebut dilaporkan terus meluas dan semakin parah. Hingga, Rabu (14/12/16) pagi, jumlah bangunan yang terdampak akibat retakan ini mencapai 34 unit, dua unit diantaranya bahkan rusak berat, demikian jelas Penrem 081 Madiun dalam rilisnya kepada tirto.id, Kamis (15/12/2016).
Kepala Desa Terbis, Supardi mengatakan, 34 bangunan yang terdampak pergerakan tanah tersebut terdiri dari 33 rumah dan satu unit bangunan musala. Kondisi retakan tanah yang ada di perkampungan warga juga semakin melebar.
"Tanah di rumah penduduk maupun jalan terus bergerak, hal tersebut dapat terlihat dari lebar retakan, antara pagi hingga sore ini sudah berbeda jauh," katanya.
Dari hasil pendataan pemerintah desa, diketahui dari 32 bangunan tersebut, kondisi terparah terjadi di 2 rumah. Akibatnya rumah menjadi tidak layak lagi untuk dihuni, karena kondisi retakan telah menyebar di seluruh bagian bangunan dan membahayakan penghuninya.
Supardi menambahkan, pergerakan tanah di Dusun Krajan dan Dulur berlangsung cepat jika dibanding fenomena retakan yang terjadi di beberapa kecamatan lain. Bahkan saat ini lebar retakan tanah di beberapa telah mencapai 30 centimeter dengan kedalaman lebih dari 2 Meter.
Sementara itu, Camat Panggul, Mulyono mengatakan, saat ini pemerintah daerah tengah memfokuskan pada penyelamatan jiwa serta beberapa aset penduduk. Puluhan warga bersama tim gabungan dari TNI, kepolisian, Tagana, BPBD dan sejumlah unsur lain melakukan pembongkaran terhadap rumah-rumah penduk yang kondisinya rawan roboh.
"Pembongkaran kami lakukan agar dampak kerugian yang ditimbulkan tidak semakin besar, selain itu kami juga menyelamatkan harta benda milik para korban retakan tanah, untuk dititipkan di rumah penduduk yang lain," ujarnya.
Mulyono menambahkan, dari sembilan rumah yang rawan roboh, tim gabungan telah berhasil membongkar enam unit rumah. Rencananya proses pembongkaran rumah masih akan dilakukan pada Rabu besok.
Sementara itu untuk warga rumahnya terdampak retakan tanah, saat ini telah mengungsi ke rumah penduduk maupun sanak saudara yang dinilai lebih aman.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH