tirto.id - Data Kemenkes RI menyebutkan, per tanggal 5 Juli 2023 sudah tiga orang warga Kabupaten Gunung Kidul yang tewas akibat antraks.
Hal itu juga telah diklarifikasi oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Gunung Kidul, Sidig Hery Sukoco seperti dilansir Antara News.
Penelusuran di wilayah Semanu, tempat korban tewas ditemukan ternyata hanya satu orang saja yang positif terpapar antraks dan meninggal karena penyakit tersebut usai dirawat di RSUP dr Sardjito. Data tersebut dikuatkan dengan hasil pemeriksaan laboratorium RSUP dr Sardjito.
Sementara di Pedukuhan Jati, Kelurahan Candirejo, petugas Dinkes Gunung Kidul menemukan sejumlah 87 warga berstatus seropositif antraks. Mereka disebut pernah terpapar antraks akan tetapi tidak bergejala klinis sehingga terlihat sehat.
Imunitas tubuh mereka kuat dan diduga telah berhasil membentuk antibodi terhadap bakteri penyebab antraks, sehingga jika di lain hari kembali terpapar tidak akan memberi dampak buruk pada kesehatannya.
Apa Itu Penyakit Antraks?
Antraks (Anthrax) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit ini menyerang hewan herbivora atau pemakan tumbuhan misalnya sapi, kambing, dan domba serta dapat menular pula pada manusia.
Berasal dari bahasa Yunani, antraks memiliki arti “batubara” karena penderita umumnya akan berubah menjadi hitam warna kulitnya seperti batu bara.
Merujuk laman Pertanian Kulonprogo, penyakit ini bersifat zoonosis atau menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya, manusia ke hewan. Akan tetapi antraks tidak menular dari manusia ke manusia.
Penularan terjadi akibat bakteri Bacillus anthracis mampu membentuk spora yang menyebar pada udara dan air. Jika ternak mengonsumsi air yang terpapar spora antraks, maka sangat beresiko terinfeksi penyakit tersebut.
Demikian pula jika pada kulit ternak terdapat luka terbuka yang terpapar spora bakteri antraks, maka resiko penularan dapat terjadi.
Wabah antraks mudah menyebar akibat spora bakteri tersebut dapat bertahan hingga puluhan tahun di tanah. Karena ketahanannya, antraks kerap disebut ‘penyakit tanah’.
Spora hanya akan mati jika dipanaskan dalam suhu lebih dari 100 derajat Celcius selama 20-30 menit. Bahkan spora tahan terhadap desinfektan dan beberapa jenis bahan kimia.
Jenis Penyakit Antraks
- Antraks kulit. Penularannya melalui kulit yang terluka lalu terpapar spora bakteri antraks.
- Antraks di saluran pencernaan. Penularannya lewat spora yang masuk ke saluran pencernaan, melalui makanan dan minuman.
- Antraks paru-paru. Penularannya lewat spora bakteri yang terbawa udara, lalu terhirup ke dalam pernapasan.
- Antraks meningitis.
8 Ciri-ciri Hewan yang Terinfeksi Antraks
Jika hewan telah positif terpapar antraks, maka ada beberapa gejala yang dapat terjadi yakni:
- Demam panas tinggi
- Sulit bernapas
- Kejang
- Gelisah
- Napas cepat
- Rebah/berbaring
- Perdarahan di lubang-lubang tubuh (hidung, mulut, anus, telinga)
- Abses/bengkak di leher, dada, abdomen, kelamin.
8 Ciri-ciri Manusia yang Terpapar Antraks
Jika manusia terinfeksi bakteri antraks, maka ciri-ciri atau gejala yang terlihat menunjukkan jenis antraks yang dideritanya. Berikut ini ciri-ciri tersebut:
Antraks pencernaan
1. Demam
2. Pusing
3. Mual
4. Muntah darah
5. Tidak nafsu makan
6. BAB warna hitam
7. Sakit perut hebat
Antraks kulit
8. Borok pada luka
Bagaimana Ciri Daging Hewan yang Terkena Antraks?
Hewan yang dicurigai terinfeksi penyakit antraks tentu saja sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Karena itu jika ada daging hewan sapi, kambing atau domba yang dijual lebih murah maka sebaiknya Anda curiga dengan keberadaan daging tersebut. Siapa tahu mengandung bakteri penyakit seperti antraks.
Merujuk laman Dinkes Jogjaprov, berikut ini ciri-ciri daging hewan yang mengalami penyakit antraks dan sebaiknya tidak disentuh tanpa memakai sarung tangan:
- Berwarna hitam atau kehitaman
- Berlendir
- Mengeluarkan aroma tidak sedap
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari